“Harga tetap tapi ukuran diperkecil. Baik itu tempe maupun tahu. Tempe buatan kami harga hanya tetap Rp2.000 dan Rp2.500 per batang. Tapi ukurannya sekarang sedikit diperkecil,” ungkapnya.
Menurut H Muslih tiap hari ia membutuhkan 5 kuintal kacang kedelai untuk diolah jadi tempe di dua unit usaha yang dikelolanya bersama anaknya. Kacang kedelai tersebut diperoleh dari grosir di Pasar Induk Cikurubuk Tasikmalaya berupa kedelai impor asal USA merk Bola Dunia.
Di Desa Cisadap sendiri katanya terdapat 5 perajin tempe dan 138 unit usaha pembuatan tahu di Dusun Selaawi dan Dusun Cibodas.
“Kalau perajin tahu sebagian besar di Dusun Cibodas. Sehingga Dusun Cibodas sering juga disebut Kampung Tahu,” kata H Muslih.
Tahu buatan para perajin di Dusun Cibodas tersebut tidak hanya menyebar di pasar di Ciamis di juga di pelosok lingkungan dan kampung. Bahkan juga sampai ke Ciawi Tasikmalaya dan Malangbong Garut. Panawangan, Banjar, Banjarsari hingga Pangandaran.
Dari 138 perajin tahu dan 5 perajin tempe yang ada di Desa Cisadap tersebut setiap hari dibutuhkan 10 ton kacang kedelai.
Menjelang bulan puasa lalu, sejumlah perajin tahu dan tempe di Ciamis sempat mogok produksi dan mogok jualan menyusul naiknya harga kacang kedelai sampai Rp13.000 per kilogram.
“Mau bulan puasa kemarin kan sempat ada mogok karena harga kacang kedelai sampai menembus angka Rp13.000 per kilogram. Sekarang masih di kisaran Rp12.300 dan Rp12.500. Nggak nanti apa akan lagi ajakan mogok,” tambahnya.
Editor : Asep Juhariyono