CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id - Perajin tempe di Dusun Selaawi Desa Cisadap Ciamis keluhkan kenaikkan harga kacang kedelai yang terus naik melambung dalam sebulan terakhir.
Dua hari ini harga kacang kedelai di tingkat grosir sudah menembus angka Rp12.300 per kilogram dan Rp12.500 per kilogram di tingkat eceran.
“Hari ini harga sudah tembus angka Rp12.300 per kilogram di tingkat grosir, atau Rp12.500 per kilogram di tingkat eceran. Rata-rata perajin tempe atau tahu belinya memang di tingkat grosiran,” ujar H Muslih, perajin tempe di Dusun Selaawi RT 18 RW 02 Desa Cisadap Ciamis kepada iNewsCiamisRaya.id Kamis (16/11).
Menurut H Muslih kenaikan harga kacang kedelai ini hampir terjadi tiap hari. Rata-rata tiap hari naik sekitar Rp100 tiap kilogram nya.
“Rata-rata tiap hari harga kacang kedelai naik sekitar seratus perak. Dan sudah berlangsung sejak sebulan lalu,” jelasnya.
Awalnya sebulan lalu harga kacang kedelai masih di kisaran angka Rp10.500 per kilogram. Namun kemudian terus bergerak naik sampai sekarang.
Naiknya harga kacang kedelai tersebut katanya dampak langsung dari kenaikkan kurs dollar terhadap rupiah.
“Di Desa Cisadap para perajin tahu maupun tempe murni menggunakan kacang kedelai impor. Tentunya sangat terpengaruh dengan nilai kurs dolar,” ungkap H Muslih.
Dan kenaikan harga kacang kedelai tersebut sudah berlangsung sejak terjadinya perang Israel dengan Palestina di Jalur Gaza.
“Kenaikan harga kacang kedelai ini sudah berlangsung sejak perang Gaza. Sudah sebulan lalu. Terdampak perang, nilai dolar terhadap rupiah terus naik. Sehingga harga kacang kedelai terimbas naik,” katanya.
Para perajin tahu dan tempe di Cisadap khawatir harga kacang kedelai akan terus naik selama perang masih berlangsung karena harga dolar juga ikut naik.
“Nggak tahu sampai kapan harga kacang kedelai terus naik,” ujar H Muslih.
Para perajin tahu dan tempe menurut H Muslih, menyiasati kenaikan harga kacang kedelai tersebut dengan mengurangi ukuran.
“Harga tetap tapi ukuran diperkecil. Baik itu tempe maupun tahu. Tempe buatan kami harga hanya tetap Rp2.000 dan Rp2.500 per batang. Tapi ukurannya sekarang sedikit diperkecil,” ungkapnya.
Menurut H Muslih tiap hari ia membutuhkan 5 kuintal kacang kedelai untuk diolah jadi tempe di dua unit usaha yang dikelolanya bersama anaknya. Kacang kedelai tersebut diperoleh dari grosir di Pasar Induk Cikurubuk Tasikmalaya berupa kedelai impor asal USA merk Bola Dunia.
Di Desa Cisadap sendiri katanya terdapat 5 perajin tempe dan 138 unit usaha pembuatan tahu di Dusun Selaawi dan Dusun Cibodas.
“Kalau perajin tahu sebagian besar di Dusun Cibodas. Sehingga Dusun Cibodas sering juga disebut Kampung Tahu,” kata H Muslih.
Tahu buatan para perajin di Dusun Cibodas tersebut tidak hanya menyebar di pasar di Ciamis di juga di pelosok lingkungan dan kampung. Bahkan juga sampai ke Ciawi Tasikmalaya dan Malangbong Garut. Panawangan, Banjar, Banjarsari hingga Pangandaran.
Dari 138 perajin tahu dan 5 perajin tempe yang ada di Desa Cisadap tersebut setiap hari dibutuhkan 10 ton kacang kedelai.
Menjelang bulan puasa lalu, sejumlah perajin tahu dan tempe di Ciamis sempat mogok produksi dan mogok jualan menyusul naiknya harga kacang kedelai sampai Rp13.000 per kilogram.
“Mau bulan puasa kemarin kan sempat ada mogok karena harga kacang kedelai sampai menembus angka Rp13.000 per kilogram. Sekarang masih di kisaran Rp12.300 dan Rp12.500. Nggak nanti apa akan lagi ajakan mogok,” tambahnya.
Editor : Asep Juhariyono