Ini membuat tubuh sulit mencerna makanan dan menyerap nutrisi. Namun saat tenang, sistem saraf parasimpatis bekerja. Tingkat kortisol dan tekanan darah menurun dan tubuh mulai mencerna dan menyerap makanan dengan mudah.
Luke menjelaskan bahwa makan sambil marah dapat menyebabkan komplikasi terkait perut seperti kembung, refluks asam, dan diare. Gejalanya bisa lebih buruk bagi orang yang menderita IBS dan kolitis.
“Anda tidak memiliki jenis bakteri yang tepat untuk memecah makanan yang Anda makan bahkan menelan pun menjadi sulit akibat kontraksi otot. Tubuh kita tidak akan bisa mencerna makanan dan menyerap nutrisinya,” jelas Luke.
Alasan lain untuk menghindari makan saat marah adalah karena lebih cenderung makan berlebihan. Usus dan otak berkomunikasi satu sama lain sepanjang waktu. Tetapi ketika sedang marah, komunikasi menjadi terhambat. Sehingga otak tidak mendapat sinyal dari usus saat perut sudah kenyang.
Selain itu, ini bisa menjadi penghalang usus mencegah bakteri usus memasuki aliran darah menjadi lemah. “Akibatnya, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti kondisi autoimun, diare dan kolitis,” tandasnya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul " Heboh Karen's Diner Jakarta, Ini Bahaya Makan saat Marah untuk Kesehatan "
Editor : Asep Juhariyono