Rangga Gempol I dari Sumedang menghendaki memperkuat pertahanan terlebih dahulu, sedangkan Dipati Ukur dari Tatar Ukur, menginginkan segera dilakukan serangan. Selain itu, pertentangan juga terjadi antara Adipati Panaekan dari Galuh dengan adik iparnya yang bernama Dipati Kertabumi.
Dalam perselisihan antara Adipati Panaekan dan adik iparnya, Adipati Panaekan terbunuh pada tahun 1625. Setelah kematiannya, putranya yang bernama Mas Dipati Imbanagara menggantikannya sebagai pemimpin Kerajaan Galuh. Pusat pemerintahan pun dipindahkan ke Cineam.
Pada masa Dipati Imbanagara, terjadi perpindahan ibu kota Kabupaten Galuh dari Cineam ke Calingcing. Namun, tidak lama setelah itu, ibu kota kembali dipindahkan ke Panyingkiran.
Selanjutnya pada tahun 1693, Bupati Sutadinata diangkat oleh VOC sebagai Bupati Galuh, menggantikan Angganaya dan pada tahun 1706, Sutadinata digantikan oleh Koesoemadinata I, yang memegang jabatan Bupati Galuh dari tahun 1706 hingga 1727.
Pada tahun 1914, Kabupaten Galuh dipimpin oleh Tumenggung Sastrawinata, yang bukan merupakan keturunan Bupati Galuh sebelumnya. Namun, pada tahun 1915, Kabupaten Galuh dimasukkan ke dalam Keresidenan Priangan.
Tumenggung Sastrawinata, atas persetujuan Belanda, secara resmi mengubah nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis. Pada tanggal 1 Januari 1916, Belanda meresmikan perubahan tersebut dan Kabupaten Galuh resmi berganti nama menjadi Kabupaten Ciamis.
Editor : Asep Juhariyono