get app
inews
Aa Read Next : Mastama STIKes Muhammadiyah Ciamis, Ketua: Proses Adaptasi Mahasiswa Baru dan Pengenalan Kampus

Puluhan Warga di Ciamis Jadi Korban KUR Fiktif Oknum Pegawai Bank Pemerintah

Kamis, 10 Agustus 2023 | 10:38 WIB
header img
Para korban penipuan KUR fiktif mengadu ke anggota DPRD Kabupaten Ciamis. Foto: iNews/ACEP MUSLIM

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Kasus penipuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) fiktif oleh oknum pegawai bank pemerintah di Ciamis telah menimbulkan kerugian bagi puluhan warga. Modus operandi yang digunakan adalah dengan meminjam nama warga untuk mengajukan KUR, lalu oknum pegawai yang menjabat mantri bank pemerintah tersebut berhasil mencairkan dana KUR senilai Rp40 juta hingga Rp75 juta per nasabah.

Setelah dana tersebut masuk ke rekening nasabah, 93 persen uang ditransfer oleh oknum tersebut ke rekening pihak ketiga dengan alasan untuk membayar angsuran dana KUR nasabah.

Kasus penipuan KUR fiktif ini terungkap setelah sejumlah warga di Desa Sindangrasa Ciamis yang menjadi korban mengeluhkan tagihan angsuran dana KUR dari bank, padahal mereka hanya menerima sejumlah kecil uang, yakni Rp1 juta hingga Rp5 juta. Sisanya dikuasai oleh oknum mantri bank pemerintah yang memiliki akses ke kartu ATM dan tabungan nasabah.

Ara Suhara, anak korban mengatakan, ayahnya dan beberapa warga ditawari dana KUR sebesar Rp50 juta dengan modus pinjam nama. Setelah dana cair, ayahnya diberi Rp5 juta. Sisanya akan dibayarkan oleh oknum tersebut.

Anggota DPRD Ciamis, Nur Mutaqin, mengungkapkan kekecewaannya terhadap lemahnya pengawasan bank pemerintah cabang Ciamis dalam mengelola dana KUR yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Lebih dari 40 warga di satu kecamatan Ciamis menjadi korban penipuan ini, dan ada kemungkinan warga di kecamatan lain juga menjadi korban.

"Berdasarkan data yang diterima lebih dari 40 warga yang menjadi korban kredit fiktif atau penipuan dana KUR di satu kecamatan Ciamis. Ada kemungkinan warga kecamatan lain juga korban," ujar Nur Mutaqin.

Pemimpin cabang bank pemerintah Ciamis, Eko Rudi Irawan saat diminta konfirmasi hanya memberikan pernyataan melalui WhatsApp. Ia menyatakan bahwa pihak bank telah melakukan audit internal dan berkomitmen untuk menerapkan bisnis yang bersih. Mereka juga telah membentuk pos pengaduan dan menindak tegas dengan menonaktifkan oknum pegawai yang terlibat. Oknum-oknum tersebut juga telah dilaporkan kepada pihak berwajib, yaitu Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat.

"Kami telah melaporkan oknum-oknum pegawai yang terlibat kepada pihak berwajib, kejaksaan tinggi (Kejati Jabar)," kata Eko Rudi Irawan.

Namun saat konfirmasi berapa total warga yang menjadi korban penipuan KUR fiktif dan nilai kerugian, pimpinan cabang bank pemerintah itu tidak memberikan keterangan.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ciamis telah menerima informasi terkait kasus penipuan KUR fiktif ini.

Kasatreskrim Polres Ciamis, AKP Muchammad Arwin, menyatakan bahwa mereka telah menerima laporan dari dua korban yang dirugikan belasan hingga puluhan juta rupiah. Polisi akan memeriksa korban dan saksi-saksi untuk mengembangkan penyelidikan lebih lanjut.

"Kami telah memeriksa beberapa korban dan akan meminta keterangan saksi-saksi untuk dikembangkan ke penyelidikan lebih lanjut," kata Kasatreskrim Polres Ciamis.

Kasus ini berpotensi merugikan ratusan juta uang negara, karena dana KUR merupakan program pemerintah yang seharusnya menjadi penopang permodalan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, dalam kasus ini, dana KUR malah dijadikan modus untuk menipu masyarakat. Para korban KUR bank pemerintah cabang Ciamis berharap agar oknum pegawai tersebut segera diproses oleh aparat penegak hukum.

Artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul "Puluhan Warga Jadi Korban KUR Fiktif Oknum Mantri Bank Pemerintah di Ciamis"

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut