2. Faktor Eksternal
Bukan hanya faktor dari dalam diri, seperti dorongan biologis. Faktor eksternal juga memainkan peran penting, misalnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang mudah didapatkan melalui media sosial.
Selain itu, perubahan zaman juga mempengaruhi keputusan remaja berusia 16 hingga 17 tahun untuk terlibat dalam hubungan intim. Era digital memungkinkan remaja untuk mencari sumber penghasilan sendiri dengan mudah, seperti melalui media sosial. Sehingga para anak remaja merasa sudah bisa mengambil keputusan hidupnya sendiri.
"Mereka sudah pintar memperoleh uang. Oh kalau saya nanti membentuk keluarga saya bisa dapat uang dari media sosial, katakanlah menjadi Youtuber, influencer , media sosial, dan lain sebagainya, jadi saya bisa menghidupi keluarga saya," kata sang sosiolog.
3. Risk Society
Konsep "risk society" atau masyarakat yang beresiko digunakan oleh sosiolog untuk menjelaskan situasi ini. Remaja yang berisiko melakukan hubungan intim mungkin merasa bahwa mereka dapat mengatasi konsekuensi yang mungkin timbul, seperti kehamilan, karena mereka merasa mampu mencari nafkah sendiri melalui aktivitas di media sosial.
"Kalau di ilmu sosiologi, ini disebut risk society masyarakat yang beresiko," lanjut Argyo.
Editor : Asep Juhariyono