9. Qatar
Seperti Arab Saudi, Qatar adalah negara miskin pada awal abad ke-20. Negara teluk, yang menjadi protektorat Inggris pada tahun 1916, bergantung pada penangkapan ikan dan penyelaman mutiara, dan sebagian besar warga Qatar harus bekerja lama dan keras untuk mencari nafkah yang layak.
Minyak ditemukan pada 1940, tetapi Perang Dunia II menghentikan eksplorasi lebih lanjut, dan baru pada tahun 1949 produksi bahan hitam dimulai dengan sungguh-sungguh di Qatar. Dengan uang minyak, negara Timur Tengah di modernisasi dengan kecepatan sangat tinggi selama tahun 1950-an dan 1960-an.
Ketika Qatar memperoleh kemerdekaan penuh dari Inggris pada 1971, negara itu menuai hasil dari ekstraksi minyak selama lebih dari dua dekade. Industri dan infrastruktur berkembang jauh lebih baik, dan standar hidup secara umum telah meningkat pesat.
Kenaikan harga minyak selama 1970-an mendorong pertumbuhan yang mengesankan, tetapi jatuhnya harga komoditas dari tahun 1980 hingga 1997 menyebabkan stagnasi ekonomi. Ketika harga minyak pulih pada akhir 1990-an, Qatar mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
10. Irlandia
Pada awal 1990-an, Irlandia merupakan salah satu negara termiskin di Eropa, dengan PDB per kapita hanya USD14.000. Pengangguran dan inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi terhenti. Standar hidup secara umum rendah dan banyak penduduk pedesaan berjuang untuk bertahan hidup.
Pesta berakhir pada 2008 ketika ekonomi Irlandia jatuh ke dalam resesi. Dampak dari krisis keuangan global diperburuk oleh gelembung perumahan yang parah, dan Irlandia terpaksa menerima paket dana talangan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF). Sebuah periode penghematan diikuti.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "10 Negara yang Dulunya Miskin Sekarang Kaya Raya"
Editor : Asep Juhariyono