Untuk menafkahi semua istri, anak dan keluarga besarnya Ziona memilih untuk bercocok tanam. Sehingga semua kebutuhan makan pun diperoleh dari hasil bertani.
Selain itu, Ziona juga memikirkan pendidikan anak-anak hingga cucu-cucunta. Ia mendirikan sekolah di dekat rumah.
Meskipun mengajar di sekolah didasarkan pada kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah, Ziona menambahkan beberapa mata pelajaran khusus untuk sekte Chana-nya.
Semuanya dilakukan Ziona secara mandiri dan tidak mencari bantuan apapun dari pemerintah.
Sementara itu, untuk pembagian tugas dalam mengurus rumah sudah ditentukan. Istri Ziona bertugas memasak, putri-putrinya membersihkan rumah dan mengurus cucian. Sedangkan laki-laki dalam keluarga bertugas mengurus peternakan, pertanian (budidaya jhum), industri rumahan kecil furnitur kayu (pertukangan), pembuatan perkakas aluminium, dan lain sebagainya.
Keluarga besar Ziona hidup harmonis bahkan banyak warga ataupun turis datang untuk melihat langsung kehidupan mereka.
Namun kebahagiaan itu sirna saat Ziona didiagnosis menderita hipertensi dan diabetes melitus. Pada 7 Juni 2021, dia sakit parah dan koma. Dokter di Baktawng menemukan bahwa Ziona juga menderita anemia.
Dalam kondisi kritis, Ziona dibawa ke Rumah Sakit Trinity di Aizawl. Para dokter menyatakan Ziona meninggal pada 13 Juni 2021 dalam usia 76 tahun.
Setelah 4 hari disemayamkan di rumah duka, Ziona dimakamkan pada 17 Juni 2021. Kematian Ziona ini meninggalkan duka mendalam bagi keuarga besarnya. (*)
Editor : Hikmatul Uyun