Pada tradisi ini para petugas jamas pusaka mencuci 7 benda pusaka, dan dicuci dengan 7 mata air di Kabupaten Ciamis.
“Tujuh ini menyimbolkan sapta petala, tujuh pada hari, tujuh pada tingkatan, dan dari sini mengandung tauhid," ungkapnya.
Menurutnya, Jamasan pusaka merupakan tradisi rutin tahunan yang digelar pada setiap bulan Rabiul Awal atau Maulud dalam rangka merawat benda pusaka dan melestarikan budaya warga Tatar Galuh Ciamis.
"Kenapa harus di bulan Maulud? Karena bulan maulud ini merupakan bulan yang memang di muliakan ketika mengingat rasulallah utusan Allah, Nabi Muhammad SAW,” ujarnya
Nandang mengajak masyarakat Kabupaten Ciamis khususnya untuk selalu menjaga budaya yang telah diwariskan, apalagi berbicara tentang kegaluhan.
“Tetap semangat dan mari kita sama-sama memelihara warisan galuh yang notabennya mengandung tauhid ketika kita kupas,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono