5 Fakta Candi Prambanan yang Sengaja Disembunyikan, Nomor 3 Diburu Para Lajang

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi dan termasuk salah satu candi terindah di Asia Tenggara.

Terletak di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara Candi Prambanan menjadi destinasi wisata favorit dan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

Baca Juga

Pesona Bendungan Leuwikeris, Destinasi Wisata di Ciamis dengan Pemandangan Alam yang Indah

Memiliki arsitektur candi yang indah dan menawan membuat para pengunjung tak bosan untuk mengabadikan keindahan Candi Prambanan ini.

Namun, di balik keindahan Candi Prambanan, tersimpan fakta yang disembunyikan. Penasaran, apa saja yang disembunyikan Candi Prambanan dari Publik? Simak berikut ulasannya dirangkum pada Kamis (6/10/2022).

Inilah 5 fakta Candi Prambanan yang sengaja disembunyikan.

1. Relief misterius

Relief di permukaan Candi Prambanan sangat beragam. Banyak pula ukiran hewan-hewan yang terpampang di sana. Namun, ada satu relief hewan yang masih menjadi misteri yakni Kinara dan Kinari. Wujud hewan tersebut bertubuh burung namun dengan kepala manusia. Sepasang burung berkepala manusia itu tampak mengapit pohon bernama kalpataru.

2. Mitos tidak boleh masuk ke candi bersama pasangan

Baca Juga

Dijuluki Pasar Setan, Inilah Kampung Unik Paling Sepi di Banjarnegara

Kisah tentang Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang lekat dengan mitos pembangunan Candi Prambanan. Bandung Bondowoso diminta oleh Roro Jonggrang membangun seribu candi dalam satu malam jika ingin mendapatkan cintanya.

Tapi sayang, Roro Jonggrang justru berbuat curang dan menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Lantaran marah besar, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu. Atas kisah terkenal ini, muncul mitos mengenai pasangan yang tak diperbolehkan masuk ke dalam candi. Diyakini, pasangan akan langsung 'bubar' jika nekat melakukan itu.

Editor : Asep Juhariyono