Di Spot Raden Patih juga terdapat Situs Raden Patih yang tak lama lagi akan tenggelam ditelan genangan Bendungan Leuwikeris.
Dari 80 meter kedalaman jurang Spot Raden Patih menurut Jujang baru sekitar 40% yang terendam genangan Leuwikeris.
"Tiap hari tinggi genangan air naik terus. Apalagi beberapa hari ini ada hujan," katanya.
Kehadiran banyak pengunjung telah menjadi peluang ekonomi bagi warga setempat. Seperti bermunculannya warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman. Maupun tempat parkir yang dikelola karang taruna.
Keberadaan pembangunan Bendungan Leuwikeris sebagai proyek strategi nasional (PSN) ini memang telah mendatangkan kemakmuran bagi warga setempat maupun pemilik lahan.
Ratusan KK warga kaya mendadak, menjadi jutawan bahkan milyarder menyusul dibagikannya uang ganti untung pembebasan lahan sebelum dilakukannya pembangunan fisik bendungan tahun 2016 lalu.
Tanah gawir (tebing) dan kebun yang semula harganya hanya Rp25.000 sampai Rp50.000/bata (1 bata = 14 meter persegi) mendapat ganti untung berlipat-lipat, Rp2,5 juta per bata. Tak hanya tanah, tegakan juga dihitung mendapat ganti untung. Baik itu, kelapa, bambu bahkan cikur (kencur) juga dihitung.
Kini Bendungan Leuwikeris dengan luas genangan 243 hektar dengan kapasitas tampung 81,44 juta kubik air tersebut sudah diresmikan sebagai bendungan multifungsi.
Sebagai sumber air irigasi untuk 11.216 hektar sawah di Kota Banjar, Ciamis Selatan dan Cilacap yang dialirkan melalui saluran irigasi Lakbok Utara dan Lakbok Selatan.
Bendungan yang berada sekitar 10 km dari pusat kota galendo Ciamis tersebut merupakan sumber air baku bagi Ciamis Kota, Tasikmalaya maupun Banjar. Juga sumber air untuk pembangkit tenaga listrik PLTA.
Dan tentunya juga adalah potensi yang tak terhingga untuk pengembangan pariwisata Ciamis masa depan.
Kehadiran berbagai spot yang bermunculan kawasan greenbelt genangan Bendungan Leuwikeris yang tumbuh spontan saat ini bisa menjadi embrio pengembangan pariwisata Ciamis yang lebih menjanjikan.
Editor : Asep Juhariyono