JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum memperkirakan bahwa pada tahun 2021, setidaknya ada 150 juta orang yang hidup sebagai tunawisma di seluruh dunia. Dengan kata lain, sekitar 2% dari populasi dunia adalah tunawisma. Meskipun sejatinya tidak ada hitungan pasti untuk jumlah tunawisma di seluruh dunia ini. Menurut laporan PBB, sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia hidup dalam kondisi perumahan yang tidak layak. Selain itu, sekitar 15 juta orang digusur setiap tahunnya.
Dari semua negara-negara OECD, AS mempunyai jumlah penggusuran rumah tertinggi per rumah tangga penyewa menurut sebuah studi tahun 2023 oleh Departemen Ekonomi Yale. Menyelidiki topik ini lebih dalam, menjelaskan bagaimana penggusuran memiliki dampak negatif langsung terhadap perekonomian. Sayangnya, angka tunawisma terus mengalami meningkat dalam satu dekade terakhir dengan tingkat yang mengkhawatirkan.
Di beberapa wilayah seperti Timur Tengah, tingginya angka tunawisma terutama disebabkan oleh konflik bersenjata antara negara-negara. Konflik ini sering mengakibatkan kerusakan dan kehilangan infrastruktur. Selain itu, beberapa negara juga menghadapi bencana alam yang menghancurkan unit-unit tempat tinggal. Ketika masyarakat atau pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk membangun kembali infrastruktur yang hancur, banyak korban yang terpaksa menjadi tunawisma.
Masalah perumahan yang tidak terjangkau juga merupakan penyebab utama tunawisma di banyak negara. Dengan harga rumah yang terus meroket di berbagai belahan dunia dan pendapatan yang tidak cukup untuk membeli atau menyewa tempat tinggal, menjadi tunawisma adalah hal yang umum di beberapa negara.
Menurut laporan IMF tahun 2021 tentang harga rumah global, banyak faktor sosial-ekonomi yang berkontribusi terhadap lonjakan harga rumah, di samping suku bunga rendah dan kebijakan dukungan pemerintah yang tidak menguntungkan. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan bahwa pengangguran global tumbuh menjadi 5,2% pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 lebih dari 2 juta orang akan mencari pekerjaan.
Sederhananya, peningkatan pengangguran global membuat jutaan orang di seluruh dunia semakin sulit untuk membeli bahan makanan, apalagi membayar sewa atau cicilan rumah.
Melihat peningkatan pesat dalam fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa tunawisma ada di setiap kota, meskipun mungkin ada alasan yang berbeda untuk setiap kota. Saat ini, Manila, ibu kota Filipina, memiliki jumlah tunawisma tertinggi di dunia, yaitu sekitar 4,5 juta orang.
Editor : Asep Juhariyono