Produk olahan yang label dengan nama “Jeng Rika” tersebut tata cara pembuatannya tidaklah terlalu rumit. Tak jauh beda dengan membuat ikan teri dan suuk menjadi sukri. Tinggal ditambah jengkol, jadilah Jeng Rika.
Tapi jengkolnya diserut dulu, atau diiris tipis-tipis seperti membuat kentang diiris tipis dan kemudian digoreng kering. Yang kemudian dicampur dengan sambal dengan cita rasa pedas. Digoreng rata dengan ikan teri dan kacang tanah (suuk).
Serutan jengkol yang digoreng tersebut tak lagi menampakkan bentuk jengkol aslinya.
“Aroma jengkolnya juga sudah berkurang, paling tersisa sekitar 20 %. Tapi aroma dan rasa jengkolnya tetap menjadi perangsang selera untuk mencicipinya,” katanya.
Menurut Neni, produk olahannya berupa sukri “Jeng Rika” ini tidak hanya sekadar lauk pauk saat makan nasi. Tetapi juga bisa dijadikan cemilan (kudapan) atau pengganti sambal.
“Pilihan rasanya hanya satu, original pedas,” imbuh Neni.
Untuk “Jeng Rika” yang dikemas dalam wadah toples kecil ukuran 120 gram dilabeli harga Rp20.000.
Bila disimpan di tempat dengan suhu ruang yang normal, kuliner “Jeng Rika” ini bisa tahan 1 bulan. Dan akan tahan lebih lama bila disimpan di dalam kulkas.
Editor : Asep Juhariyono