Mahasiswa Unsil Perkenalkan Upaya Kurangi Emisi Asap Pabrik, Gunakan Teknik Kokedama Sansevieria

Ciamis, iNewsCiamisRaya.id - Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Siliwangi (Unsil) menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Jetak, Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Ciamis.
Pemberdayaan masyarakat bertajuk GERTAK (gerakan serentak ajak masyarakat) ini diisi dengan kegiatan upaya meminimalisasi emisi asap pabrik menggunakan teknik penanaman kokedama tanaman Sansevieria.
Kokedama adalah teknik menanam tanpa pot, dengan menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian dibungkus dengan lumut, lalu mengikatnya dengan tali.
Salah seorang mahasiswa, Aisya Rahmawaty, menjelaskan, teknik kokedama tentu saja ramah lingkungan karena menggunakan media tanam yang yang bisa terurai, seperti lumut atau pun sabut kelapa.
"Teknik kokedama ini sangat cocok dengan tanaman yang memiliki akar kecil dan membutuhkan sedikit sinar cahaya matahari. Oleh karena itu, teknik ini cocok dilakukan dengan tanaman Sansevieria," kata Aisya.
Sementara tanaman Sansevieria dapat meminimalisir keberadaan karbon dan memaksimalkan asupan oksigen dalam ruang. Selain itu, tanaman ini juga memiliki tingkat penyerapan lebih dari 107 unsur polutan berbahaya.
"Jadi tanaman Sansevieria sangat bermanfaat bagi masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan industri pabrik," jelas Aisya.
Isi dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, lanjut Aisya, adalah pemberian materi mengenai dampak dari asap pabrik dan upaya pengendalian, serta tata cara penanaman teknik kokedama dengan tanaman Sansevieria.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Sindangsari, Febri Rizki Denaya, Kader Kesehatan, Karang Taruna, dan perwakilan dari setiap RT dan RW di Kampung Jetak.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada adik-adik mahasiswa, karena merasa terbantu dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini," kata Febri.
Ia mengungkapkan, pihak Desa Sindangsari rutin melaksanakan monitoring dan evaluasi pada setiap pabrik yang ada. Kampung Jetak selama ini menjadi sentra produksi wajan.
"Bentuk pengendalian yang telah kami lakukan adalah dengan membuat tim monitoring yang selalu memantau segala bentuk aktivitas dari setiap industri. Alhamdulillah sebagian besar sudah ramah lingkungan," ujar Febri.
Kegiatan pemberdayaan melalui upaya meminimalisir emisi asap pabrik menggunakan teknik penanaman kokedama tanaman Sansevieria, ikut mendukung program yang telah dibuat Pemerintah Desa.
Febri juga mengharapkan setelah terlaksananya pemberdayaan masyarakat ini, masyarakat lebih sadar untuk melakukan pengendalian dari emisi asap pabrik dan menjaga kesehatan.
Kegiatan dilanjutkan dengan dengan penanaman tanaman Sansevieria menggunakan teknik kokedama. Dipandu dua mahasiswi, Devina Dzahraini dan Dita Destiati, dan diikuti 6 orang warga desa. Peserta yang hadir sangat antusias terhadap kegiatan pemberdayaan tersebut.
Setelah itu, dilakukan post-test. Hasilnya menunjukkan masyarakat Desa Sindangsari mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 84,6%.
"Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan sangat efektif dan masyarakat mampu memahami materi yang telah diberikan," kata Aisya.
Editor : Asep Juhariyono