get app
inews
Aa Text
Read Next : Pelaku Pengeroyokan di Kota Banjar Ditangkap Polisi

Fakta-Fakta Menyedihkan Bocah 7 Tahun di Malang Disekap dan Disiksa Ayah serta Keluarga Ibu Tiri

Jum'at, 13 Oktober 2023 | 09:31 WIB
header img
Fakta Menyedihkan Bocah 7 Tahun di Malang Disekap dan Disiksa Ayah serta Keluarga Ibu Tiri. Foto: Avirista Midaada

4. Kondisi Bocah korban penyekapan dan penganiayaan memilukan

Bocah D berhasil dievakuasi dari rumahnya setelah warga melaporkan kasus ini ke perangkat lingkungan setempat, yang kemudian diteruskan ke kepolisian dan dinas terkait. Evakuasi dilakukan pada Senin malam (9/10/2023), dan dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Keterangan dari M mengenai perubahan drastis pada tubuh bocah D, dari gemuk menjadi kurus, serta adanya luka-luka di sekujur tubuhnya, termasuk bekas luka bakar yang telah melepuh dan berwarna putih di tangan, sangat mengkhawatirkan.

"Di tangannya putih semua, mungkin yang dicelupkan ke panci berisi air mendidih itu, ada bekas luka bakar cokelat, di kaki juga ada, luka lebam seluruh tubuh, kepalanya itu sudah parah," kata M, ditemui di rumahnya pada Kamis siang (12/10/2023).

Ketika korban berhasil keluar rumah dan ditolong oleh tetangga di sekitarnya, kondisinya tidak dapat berbicara. Tetangga tersebut kemudian membelikan makanan berupa dua buah roti sisir dan susu, mengingat kondisinya yang miris dan tidak dapat berbicara.

"Awalnya nggak bisa ngomong, tapi setelah makan roti sisir dua, dan minum susu baru ngaku akhirnya disiksa semua. Waktu itu ibu-ibu itu sekitar situ (rumah korban) nangis semua, kaget, nggak nyangka, karena selama ini nggak pernah keluar (korban)," katanya.

Menurut laporan polisi, saat dievakuasi, bocah D ditemukan tertidur di ruangan bagian belakang rumah EN. Bocah D dalam kondisi lemas dan tak berdaya, dengan luka-luka di sekujur tubuhnya.

"Karena kondisinya lemas, dan kurang baik, sehingga berkoordinasi dengan dinas sosial untuk mengevakuasi korban ke RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar)," ucap Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto.

5. Catatan negatif tetangga ke ayah korban dan keluarganya 

Sebelum kasus penyekapan dan penyiksaan Bocah D terungkap, keluarga JA dan EN memiliki sederet persoalan sosial dengan tetangga-tetangganya. Menurut laporan, mereka dikatakan baru mulai bersosialisasi dalam setahun terakhir, meskipun tinggal di lingkungan tersebut selama tiga tahun, dan bahkan saat bersosialisasi, interaksi mereka sangat jarang.

"(Pak Joko) tinggal kurang lebih 3 tahun, kurang sosialisasi tertutup sekali. Suaminya Bu Eni ini baru mau kerja bakti sebelumnya nggak, sudah mau ternyata ada kejadiannya kayak gini," ungkap M, tetangga korban.

Menurut M, perempuan tetangga korban, Eni (istri JA dan ibu tiri korban) bahkan baru mau keluar rumah dan mengikuti kegiatan tahlil ketika neneknya meninggal. Sebelumnya, Eni tidak berinteraksi atau berbincang dengan warga, dan keluarga tersebut juga tidak terlihat keluar rumah sama sekali.

"Semua tertutup, Bu Eni-nya juga tertutup, disuruh ngaji juga gak mau, baru mau ikut tahlilan sehabis mbahnya meninggal, dulu nggak, baru ada satu tahun. Kalau ada kerja bakti nggak ikut, ikut setelah ada ajakan, setelah mbahnya meninggal," ucapnya.

Warga sekitar rumah korban juga sering mengeluhkan perilaku JA dan keluarganya. Menurut laporan, JA sering memutar lagu dan musik dengan volume yang tinggi di jam-jam waktu istirahat, terutama saat malam hari.

"Dikasih tahu tetap (dilakukan), kayak membangkang, nggak ada berani. Terus pernah dia memelihara anjing, padahal samping rumahnya kan ada mushola, warga juga risih, pernah mau diusir dari kampung, kan di sini semuanya muslim, tidak umum memelihara anjing, entah anjingnya dikemanakan nggak ada," kata M.

Pengakuan dari tetangga korban, R, juga memperkuat keterangan yang diberikan oleh M. Bahkan, R mengaku bahwa JA dan istrinya pernah bertengkar hebat hingga menyebabkan JA sekarat.

"Dulu kejadian bertengkar sama istrinya, kena pecahan kaca di tangan yang pas nadi, pendarahan kena kaca, dibawa ke rumah sakit sekarat yang bantuin Pak Ketua RT," ujar R.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut