Sosok Ibu Rafael Struick yang Keturunan Indonesia, Ternyata Punya Jabatan Mentereng di Belanda

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Sosok ibu Rafael Struick yang keturunan Indonesia ternyata punya jabatan mentereng di Belanda. Ya, ibunda Rafael Struick, Noraly Soedito adalah salah seorang pejabat di bank ternama asal Belanda.

Sukses melakoni debutnya bersama tim senior Indonesia pada FIFA Matchday Juni 2023, penyerang ADO Den Haag tersebut kini menjadi idola baru para pendukung Timnas Indonesia.

Baca Juga

Rafael Struick Absen di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan U-23, Ini 5 Calon Penggantinya

Dalam laga melawan Palestina dan Argentina Struick menjadi starter. Penampilan penyerang berusia 20 tahun tersebut sudah cukup mengagumkan dan menjanjikan, walaupun belum bisa membobol gawang lawan.

Struick di naturalisasi sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada Mei 2023 lalu. Dia bisa melakukan itu karena memiliki darah Indonesia dari sang ibu, Noraly Soedito.

Baca Juga

7 Pemain Andalan Shin Tae-yong yang Diprediksi Bakal Absen Bela Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Sang ibu memiliki darah keturunan Suriname-Jawa. Istri dari Brian Struick tersebut nyatanya bukanlah orang sembarangan di Belanda.

Dilansir dari laman LinkedIn-nya, Noraly Soedito merupakan pejabat dari bank ternama Belanda, ABN AMRO Bank. Dia menjabat sebagai Head of Financial Recovery & Oversight.

Noraly menjadi seorang bankir setelah kenyang mengenyam pendidikan di Alfrink College, Erasmus Universiteit Rotterdam, Radboud University dan Vrije Universiteit Amsterdam. Dia bahkan menjadi salah satu finalis Global People Awards 2022.

Baca Juga

Hadapi Brunei di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Ini 5 Penyerang Ganas Timnas Indonesia

Noraly sempat ikut ke Indonesia bersama Struick ketika bertemu dengan mantan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, pada akhir 2022 lalu. Dia disinyalir ikut mengurus administrasi untuk proses naturalisasi sang anak.

Artikel ini telah tayang di Okezone dengan judul "Ibu Rafael Struick yang Berdarah Indonesia Nyatanya Bukan Sosok Sembarangan di Belanda"

Editor : Asep Juhariyono