Gaccors Dorong Ciamis Menuju Mandiri Pangan dengan Pertanian Organik

Sebagai contoh, ia menyoroti masalah tanah sawah yang kini cepat padat dan retak-retak akibat penggunaan bahan anorganik yang masif.
Dengan memahami akar masalah tersebut, petani dapat memulai langkah untuk mengembalikan ekosistem sawah ke kondisi yang lebih sehat.
Pelatihan ini diikuti oleh 50 petani dari Baregbeg, Ciamis, Cijeungjing, dan Cipaku yang tergabung dalam Komunitas Petani Organik Sejahtera (Kompos).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Gaccors untuk mewujudkan Ciamis yang mandiri pangan dan sehat melalui pertanian organik.
Ir. H. Kuswara Suwarman, MSc, salah satu perwakilan Gaccors, menjelaskan bahwa pelatihan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu (14/12/2024). Peserta mendapatkan materi teori sekaligus praktik langsung di lapangan.
"Kami ingin memastikan petani memahami konsep pertanian organik dari hulu hingga hilir, sehingga mereka bisa mempraktikkannya secara mandiri," ujar Kuswara.
Para pemateri yang terlibat dalam pelatihan ini meliputi H. Didi Sukardi, SE (CEO Triple S Agriculture), H. Udin Saefudin (pengusaha perunggasan sekaligus koordinator Gaccors), Ir. H. Alik Sutaryat (Direktur Alika Organic SRI), serta akademisi dan tim ahli AOSC.
Saung Sawah di Dusun Cipaku, yang dikelola oleh Triple S Agriculture, menjadi lokasi demonstrasi (demplot) penerapan pertanian organik SRI.
Area seluas tiga hektare tersebut mencakup sawah dan kolam yang dikelola secara terpadu sebagai model pertanian organik dari hulu hingga hilir.
"Kami berharap demplot ini menjadi inspirasi bagi petani lain untuk beralih ke pertanian organik. Selain lebih ramah lingkungan, metode ini juga mendukung keberlanjutan ekosistem," kata Kuswara.
Melalui pelatihan dan pendekatan langsung ini, Gaccors optimistis pertanian organik dapat berkembang pesat di Ciamis.
Dengan dukungan petani dan masyarakat, Ciamis diharapkan mampu menjadi daerah yang mandiri pangan dan mendukung kehidupan yang lebih sehat.
Editor : Asep Juhariyono