BANJAR, iNewsCiamisRaya.id – Bakal Calon Wali Kota Banjar, Nana Suryana sempat menyinggung jika ada "tokoh" yang diturunkan untuk melawan dirinya di Pilkada Kota Banjar 2024 maka pihaknya akan tetap melawan.
Nana menyinggung hal itu saat dirinya menjelaskan arti pakaian kemeja putih yang dikenakannya saat mendaftarkan diri ke KPU Banjar didampingi pasangannya, Mujamil.
Adapun pakaian putih ini menandakan bahwa pasangan Nana-Mujamil berangkat dari hati yang putih, hati yang jernih dan bukan dari iri, dengki serta bukan haus kekuasaan.
"Makanya apapun yang dibilang orang, apakah pasangan kami ini materialnya paling sedikit, kita tersenyum saja ya pak haji. Karena kita niatnya lillahi ta'ala mudah-mudahan sisa umur kami ini bisa bermanfaat dan bermaslahat bagi warga Kota Banjar," katanya saat menggelar pres rilis usai mendaftar ke KPU Kota Banjar.
Ia menegaskan bahwa pasangan Nana-Mujamil ini merupakan petarung dan tidak takut dengan apapun untuk berkontestasi dalam perhelatan politik.
"Sampai ada tokoh-tokoh yang diterjunkan pun kami tidak akan pernah takut dan tidak akan malu karena tujuan kami ingin membangun Kota Banjar, mudah-mudahan dengan semangat kami yang membara ini bisa menyumbangkan sisa umur ini untuk kemanfaatan masyarakat," katanya.
Selain itu, pasangan yang memasang tagline 'Surya Gemilang' ini dikatakan Nana telah 15 tahun berkecimpung di Pemerintah Kota Banjar, baik di legislatif maupun di eksekutif.
Sehingga pasangan Nana-Mujamil ini memiliki landasan Indonesia merdeka untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam proklamasi yaitu mensejahterakan masyarakat.
Dalam hal ini, Nana mengatakan ada tiga aspek pembangunan manusia yang akan diprioritaskan jika pasangan ini menang menjadi kepala daerah di Kota Banjar.
Pertama pendidikan, dimana masyarakat Kota Banjar ini harus cerdas baik secara intelektual dan akhlaknya. "Maka disini saya menggandeng sosok ulama dengan harapan bisa menjadikan masyarakat Banjar yang cerdas ilmu pendidikannya dan baik akhlaknya agar bisa membangun peradaban di Banjar yang baik," ujarnya.
"Karena Intelektual tanpa agama itu bahaya dan agama tanpa ilmu itu tidak akan sempurna," sambungnya.
Kedua mengenai kesehatan, generasi muda di Kota Banjar itu harus normal sejak lahir, terus tumbuh menjadi anak sehat, pemuda sehat, dan jadi orang dewasa yang berilmu serta berakhlak.
Editor : Asep Juhariyono