CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id - Ada dua ikon yang identik dengan gairah ngabuburit di Alun-Alun Ciamis. Yakni patung atau boneka penabuh bedug yang sohor disebut uwa Haji Geyot. “Uwa” Haji Geyot hadir setiap bulan puasa Ramadhan di Alun-Alun Ciamis sejak tahun 2000.
Justru yang lebih tua adalah panggung seni dan dakwah “Riak Ramadhan” (2R) yang sudah menjadi bagian dari kegiatan ngabuburit di Taman Raflesia Alun-Alun Ciamis sejak tahun 1996.
Panggung “Riak Ramadhan” hadir setiap bulan puasa. Membuat kegiatan ngabuburit di Alun-Alun Ciamis lebih bermakna. Tak hanya sekedar membuang waktu menunggu waktu berbuka tiba.
Tapi warga hadir ngabuburit di Alun-Alun Ciamis sembari menikmati penampilan seni maupun dakwah sejak selepas Asar, sampai bedug magrib ditabuh.
Di panggung Riak Ramadhan tersebut kalangan seniman tampil dengan kemahiran seni masing-masing. Baik itu seni kontemporer maupun seni tradisi. Apakah itu seni teater, nyanyi, musik, qasidah, nasyid, baca puisi, pantomim, genjring ronyok, ceramah agama (dakwah), kegiatan sosial peduli berbagi dan tentunya juga buka bersama.
Para seniman yang tampil tidak hanya dari berbagai kecamatan, sekolah, kampus, sanggar, komunitas seni yang ada di Ciamis. Tetapi juga dari berbagai kabupaten/kota di Jabar, bahkan dari beberapa daerah di tanah air.
Siapapun bisa tampil di panggung Riak Ramadhan, asal sejalan dengan semangat bulan suci Ramadhan.
Dekade pertama, panggung Riak Ramadhan hadir rutin di Taman Raflesia Alun-Alun Ciamis, menemani warga yang tengah ngabuburit di pusat kota galendo tersebut.
Tahun 2002 seakan menjadi puncak kejayaan panggung Riak Ramadan. Pada bulan puasa tahun 2002, sejumlah seniman sohor tampil di panggung Riak Ramadhan. Seperti penyair WS Rendra. Penyair yang populer disebut si burung merak tersebut tampil bersama pentolan Kantata Takwa, Setiawan Jodi. Sementara yang tampil di mimbar dakwah adalah Kang Ibing.
Kang Godi Swarna, beserta Teh Neng Peking dengan Sanggar “Studio Titik Dua”nya seakan menjadi pelanggan yang tampil di panggung Riak Ramadhan. Demikian juga Kang Icep (KH Fadil Yani Ainusyamsi) dengan kelompok seni nasyid/qasidah Pondok Pesantren Darussalam-nya. Berikut Acep Zam-Zam Noor dan sejumlah nama lainnya.
“Sebelum terkenal, grup band Setengah Tiang dan grup band Kafein juga pernah tampil di panggung Riak Ramadhan,” ujar Noer Je EM kepada iNewsCiamisRaya.id, Jumat (5/4/2024).
Noer Je EM dengan Keluarga Galuh Budaya (KGB) nya merupakan penggagas sekaligus pelaksana kegiatan Riak Ramadhan di Alun-Alun Ciamis.
Murid dari sang penyair WS Rendra tersebut seakan identik dengan panggung Riak Ramadhan. Laksana kuncen Taman Raflesia Alun-Alun Ciamis setiap bulan puasa tiba.
“Riak Ramadhan adalah panggung bagi seniman dari berbagai kalangan. Adalah mimbar bagi dai untuk berdakwah. Wadah bagi warga yang bermurah hati untuk berbuat baik, berbagi peduli untuk sesama,” katanya.
Panggung Riak Ramadhan tersebut menurut Noer Je EM merupakan jawaban atas tantangan Bupati Ciamis (waktu itu) H Dedem Ruchlia untuk meramaikan Taman Raflesia Alun-Alun Ciamis.
Pada tahun 1995, Taman Raflesia yang dibangun di atas lahan bekas Pasar Ciamis diresmikan oleh Bupati Dedem Ruchlia. Menyusul diresmikannya Taman Raflesia yang berada berdampingan dengan Alun-Alun Ciamis tersebut, Bupati Dedem menantang para seniman Ciamis untuk membuat ruang publik tersebut ramai dengan berbagai kegiatan.
“Sehingga kemudian muncullah ide, Riak Ramadhan. Boleh jadi inilah cikal bakal berbagai kegiatan Gebyar Ramadhan di Jabar,” imbuh Noer Je EM.
Untuk meramaikan Taman Raflesia, dari kalangan seniman lahirlah panggung “Riak Ramadhan”. Sementara dari warga, hadir deldom (delman domba). Delman mini ditarik oleh domba. Ini pertama adanya di tanah air, delman mini dengan domba sebagai penarik. Deldom menjadi ikon Alun-Alun Ciamis, menghibur anak-anak yang berekreasi keliling Taman Raflesia. Sebagai ikon Alun-Alun Ciamis, peran deldom kian memudar menyusul maraknya becak cinta yang membuat pusat kota Ciamis tersebut gemerlap di waktu malam.
Riak Ramadhan menjadi panggung terbuka bagi kalangan seniman untuk tampil atau sekedar berlatih. Menjadi mimbar untuk berdakwah maupun wadah bagi yang peduli untuk berbagi santunan. Dan apapun kegiatannya, akan langsung berhenti begitu bedug magrib berbunyi.
Panggung Riak Ramadhan, menurut Noer lahir dari semangat “Kami bukanlah pantai yang hanya diam dan terkikis. Kami bukan pula ombak yang senantiasa bebas bergerak. Kami adalah biduk dengan segudang harapan”.
Harapannya , biduk “Riak Ramadhan” bisa berlayar setiap bulan Ramadhan. Namun perjalanan sang kala berkata lain. Panggung Riak Ramadhan rutin tampil setiap bulan Ramadhan sampai tahun 2015.
Setelah satu dekade hadir meramaikan suasana ngabuburit di Alun-Alun Ciamis. Kemudian mulai tahun 2016, panggung Riak Ramadhan tenggelam. Tidak lagi hadir di Alun-Alun Ciamis sampai tahun 2018. Sebelum negara ini dilanda pandemi Covid, pada tahun 2019 panggung Riak Ramadhan sempat tampil di Alun-Alun Ciamis, walaupun hanya sehari.
Sejak itu panggung Riak Ramadhan benar-benar tenggelam. Sampai Jumat (5/4/2024), panggung Riak Ramadhan kembali hadir di Alun-Alun Ciamis. Riak Ramadhan seakan bangkit kembali dari alam fana. Menghibur warga yang ngabuburit di pelataran Alun-Alun Ciamis yang sudah megah usai direnovasi dan menjadi taman yang luas setelah dipersatukan dengan Taman Raflesia yang ada disampingnya.
Meski hadir dengan logo dan nama yang sama, Riak Ramadhan kali ini dari 2R menjadi 3R alias Riak Ramadhan Reborn. Riak Ramadhan berlanjut dan dikelola generasi penerus.
“Sekarang nama Riak Ramadhan pakai Reborn. Ketuanya Kang Dani Culum (Dani Kuswardani),” ungkap Noer Je EM.
Meski sudah dilanjutkan oleh generasi penerus, semangat Riak Ramadhan tetap sama. Dan Noer JM dengan Keluarga Galuh Budaya-nya tetap hadir.
Seperti pada pembukaan Riak Ramadhan Reborn, Jumat (5/4/2024) sore. Riak Ramadhan lahir kembali Jumat sore tersebut ditandai dengan penabuhan bedug bersama-sama oleh Kang Icep (KH Fadil Yani Ainusyamsi, pengasuh Pondok Pesantren Darussalam) beserta adik beliau, Ustad Dase. Juga tampil menabuh bedug sebagai tanda dimulainya kegiatan Riak Ramadhan di Alun-Alun Ciamis tersebut adalah Kang Godi Suwarna, Kang Dang Q serta Noer Je EM sendiri.
Panggung Riak Ramadhan lahir kembali, hadir di Alun-Alun Ciamis tahun 2024 ini selama 3 hari. Mulai Jumat (5/4/2024) sampai Minggu (7/4/2024).
Kang Icep, dalam sambutannya pada pembukaan Riak Ramadhan Reborn, Jumat (5/4/2024) sore tersebut menyebutkan Riak Ramadhan merupakan kegiatan yang monumental. Memadukan kegiatan berkesenian dengan dakwah dalam rangka memakmurkan bulan suci Ramadhan, lewat pentas amal panggung terbukanya.
Pada hari pembuka Jumat (5/4/2024) adalah penampilan bagi Al Wardah, grup Nasyid dari Ponpes Darussalam. Pembacaan puisi oleh Dang Q, Tari Kinanti oleh Sanggar Kasamsa MAN 2 Ciamis, penampilan monolog oleh Noer Je EM tentang “Rindu Kebersamaan” yang diiringi Blueshaum. Kelompok musik yang memadukan musik blues dengan karinding (alat seni tradisi Sunda) pimpinan Ilham Purwa.
Juga ada tampilan para pelukis yang tergabung dalam SLUG (Seniman Lukis Galuh) yang ngabuburit di Alun-Alun Ciamis sembari melukis. Lukis hasil ngabuburit tersebut ditampilkan di panggung Riak Ramadhan Reborn.
Sabtu (6/4/2024) jadwalnya sanggar Studio Titik Dua yang akan tampil Berikut pembacaan puisi oleh Jaro X Yus.
Tiga hari pentas seni panggung Riak Ramadhan Reborn tersebut diisi dengan penampilan musik religi, tari, teater, baca puisi, melukis, kultum, santunan, takjil atau buka bersama
Tiga hari pentas seni panggung Riak Ramadhan Reborn tersebut diisi dengan penampilan musik religi, tari, teater, baca puisi, melukis, kultum, santunan, takjil atau buka bersama.
Editor : Asep Juhariyono