Tidak hanya tumis jamur dicampur tahu dan petai itu saja. Tetapi juga nasi dan otak-otak.
Disamping itu, juga diambil sampel berupa cairan muntah dari penderita.
“Tidak hanya tumis jamur, tahu dan petai saja. Tetapi juga nasi dan otak-otak yang makan pagi hari tersebut. Muntahan juga dibawa. Semua sampel makanan berikut muntahan tersebut sudah dikirim ke Bandung,” imbuhnya.
Sampel yang sudah diambil tersebut dikirim langsung ke Labkesda Prov Jabar di Bandung.
“Hasilnya baru akan diketahui seminggu kemudian,” ujar dr Eni.
Informasi sementara menurut dr Eni, jenis jamur yang ditumis dan kemudian disantap oleh korban beserta keluarga diduga berupa jamur inky cap atau jamur coprinus. Jamur ini suka tumbuh di kayu lapuk, kotoran hewan maupun di tanah. Jenis jamurnya beracun.
Editor : Asep Juhariyono