4. Mau Menahan Diri demi Kepentingan Lebih Besar
Sikap menahan diri yang ditunjukkan oleh Hamas menuai kritik publik dari beberapa pendukungnya, sekali lagi bertujuan untuk membangun kesan bahwa Hamas mempunyai kekhawatiran ekonomi dan bukan perang baru dalam pikirannya.
Menahan diri sebagai bentuk kesabaran dalam perjuangan dalam melawan tentara Zionis. Hamas sangat pandai dalam memainkan emosi tentara Israel sehingga mereka tidak memperhatikan logika dan strategi perang.
Hal itu tidak lain adalah upaya Hamas untuk memenangkan perang Gaza.
5. Memanfaatkan Kelemahan Israel
Israel sudah sejak lama membanggakan kemampuan mereka dalam menyusup dan memantau kelompok-kelompok Islam. Sebagai konsekuensinya, bagian penting dari rencana tersebut adalah menghindari kebocoran, kata sumber yang dekat dengan Hamas.
Pensiunan Jenderal Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa sejak serangan 7 Oktober tersebut merupakan “kegagalan besar sistem intelijen dan aparat militer di selatan.” Namun, serangan tersebut justru berlanjut dengan invasi darat Israel ke Gaza.
Amidror, ketua Dewan Keamanan Nasional periode April 2011-November 2013 dan sekarang menjadi peneliti senior di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, mengatakan beberapa sekutu Israel mengatakan bahwa Hamas telah memperoleh "tanggung jawab lebih besar".
“Kami dengan bodohnya mulai percaya bahwa itu benar,” katanya. “Jadi, kami melakukan kesalahan. Kami tidak akan melakukan kesalahan ini lagi dan kami akan menghancurkan Hamas, perlahan tapi pasti.”
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "5 Strategi Hamas Berperang Mengalahkan Tentara Israel dalam Invasi Darat ke Gaza"
Editor : Asep Juhariyono