Aslinya Jinak, 10 Hewan Ini Punya Rupa yang Menyeramkan

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Inilah hewan yang terlihat menyeramkan tetapi aslinya jinak, menarik untuk dibahas. Di muka bumi ini setiap hewan memiliki ciri khasnya masing-masing. Ada yang menggemaskan, tetapi tak sedikit juga yang punya rupa mengerikan.

Hewan yang berpenampilan sangar, seringkali dianggap sebagai hewan pembunuh karena terlihat ganas, agresif, dan memiliki tenaga yang kuat. Bahkan hewan-hewan ini dibekali dengan sistem pertahanan diri yang tangguh, semisal racun yang mematikan dalam tubuhnya.

Baca Juga

5 Hewan yang Dapat Dilatih Menjadi Pasukan Militer, Nomor 4 Paling Cerdas Bisa Menyapu Ranjau

Tetapi kenyataannya, tidak semua hewan yang berpenampilan garang memiliki kecenderungan untuk menyerang. Beberapa di antara mereka tidak berbahaya bagi manusia, karena hewan-tersebut memiliki sifat yang lebih jinak.

Penasaran? Berikut ini beberapa hewan yang terlihat seram tapi aslinya jinak dirangkum dari berbagai sumber.

Hewan yang Terlihat Seram tapi Aslinya Jinak

1. Gharial

Baca Juga

Ditemukan Air Ajaib Berusia 1,2 Miliar Tahun, Bisa Digunakan untuk Hidup di Planet Lain

Masih sebangsa dengan buaya, gharial memiliki mulut yang lebih kecil dan tipis namun tetap panjang. Dari wujud fisiknya gharial memang tampak menyeramkan karena tampak seperti buaya pada umumnya.

Namun nyatanya gharial sama sekali tidak bisa memangsa hewan yang lebih besar karena rahang tipisnya yang rapuh. Mereka lebih sering berburu ikan kecil, katak, dan serangga.

2. Aye-aye

Baca Juga

Punya Jantung Seukuran Mobil, Inilah Mamalia Terbesar di Bumi yang Terancam Punah

Hewan ini seringkali dibunuh karena bentuknya yang aneh dan kerap terlihat di malam hari. Matanya yang merah menyala sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk. Padahal kenyataannya, aye-aye sama sekali tidak berbahaya bagi manusia.

Hewan lembut ini beratnya hanya 4 pon atau sekitar 1,8 kilogram. Mereka punya ciri fisik jari tengah yang panjang untuk mengorek dan mengambil serangga dari dalam pohon yang telah dilubanginya.

Editor : Asep Juhariyono