CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Dari total alokasi 34.000 ton pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Ciamis pada 2024, hanya 62 persen yang berhasil diserap oleh petani.
Kondisi ini menimbulkan ironi, mengingat banyak petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi saat sangat dibutuhkan.
Masalah tersebut terungkap dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Ciamis, yang digelar Sabtu (18/1/2025) di Hotel The Priangan Ciamis.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Ciamis Slamet Budi Wibowo, Manajer PT Pupuk Indonesia Wilayah III Jawa Barat Reiza Nugraha, Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Bersubsidi Ciamis Asep, serta 15 distributor, dan 101 pengecer pupuk bersubsidi.
Menurut Slamet Budi Wibowo, rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi di Ciamis pada 2024 disebabkan oleh dua faktor utama, yakni pergeseran musim tanam dan dampak fenomena cuaca ekstrem El Nino.
Jenis pupuk yang tidak terserap sepenuhnya meliputi urea, NPK, NPK formula khusus, dan pupuk organik. Bahkan, dari total pengajuan pupuk organik sebanyak 586 ton, tidak satu pun yang berhasil diserap.
Beberapa keluhan petani juga mencuat terkait sistem penebusan pupuk bersubsidi. Sistem by name by address menjadi kendala, karena hanya nama yang terdaftar di kartu tani yang bisa menebus pupuk.
Dalam kasus tertentu, istri petani tidak bisa menebus pupuk jika kartu tani atas nama suaminya yang sedang tidak di rumah. Selain itu, sistem ini tidak memungkinkan penebusan kolektif, yang sebenarnya bisa mempercepat distribusi ke petani.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
