2. Setan
Dalam memahami tentang setan, satu prinsip yang harus dipegang: Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Jadi setan dipandang sebagai sifat yang melekat pada makhluk, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri. Setan merupakan sifat atau kecenderungan yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan yang tidak baik.
Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.
Dr Umar Sulaiman Al Asyqar mengatakan:
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
"Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang." (Alamul Jinni was Syayathin, Halaman 16)
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)
Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin.
Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan:
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
"(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia." (QS An-Nas: 6)
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait