Kemudian Erna mengaku pada kegiatan malam natal itu merupakan kehilafannya dan tidak bertujuan untuk menyinggung apalagi membuat gaduh.
"Dengan tulus saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama kepada warga bobojong dan seluruh umat Muslim yang merasa keberatan atas statement saya tersebut," kata dia.
Dirinya juga menjelaskan terkait pakaian yang digunakan Erna saat acara itu merupakan bentuk menghargai, terlebih perempuan ini sedang mengikuti kontestasi pemilihan legislatif atau calon legislatif DPRD Kota Banjar.
"Saya menggunakan pakaian seperti itu hanya menghargai, sebagai orang yang terlibat dalam kontestasi politik saya tentu berupaya masuk ke semua kalangan termasuk kalangan beda agama supaya mendapat simpati dari masyarakat," jelasnya.
"Dan saat itu saya memakai topi sinterklas hanya menghargai umat kristiani yang sedang merayakan natal, tidak ada tujuan lain apalagi sampai menistan agama dan saya tidak tahu jika pakaian saya itu masuk kedalam penistaan agama," sambungnya.
Selanjutnya terkait dugaan eksploitasi anak, Erna mengaku dirinya hanya mengajak anak-anak untuk melakukan tari di acara tersebut dengan profesional tanpa unsur paksaan atau menjerumuskan mereka.
Sebelum mengajak pun Erna mengaku telah meminta izin kepada pelatih sanggar mereka, "Jadi intinya terkait anak-anak yang dilibatkan dalam tari-tarian itu diajak tanpa unsur paksaan," tuturnya.
Mengenai point-point lain yang dilaporkan, Erna juga mengaku telah mengakui kesalahannya dan telah mengklarifikasi ke Ketua MUI Kecamatan Pataruman K.H Asep Mukhtar Gozali.
"Saya juga telah menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf ini ke media pada Kamis malam (28/12) dan hari ini didampingi Ketua dan Sekretaris Partai Gerindra,"kata Erna.
Ditambahkan Ketua DPC Gerindra Kota Banjar, Sutarno menyampaikan permohonan maaf atas nama partainya terkait pernyataan kadernya yang telah membuat gaduh masyarakat khususnya di Jadimulya.
"Meski dalam konteks ini tidak mengatasnamakan partai, tapi karena Erna ini kader kami maka kami atas nama partai Gerindra Kota Banjar meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan kader kami dalam kegiatan malam Natal tanggal 25 lalu," ucapnya.
Dimana, anggota Partai Gerindra telah menyampaikan pernyataan dengan kata-kata yang dianggap menyinggung warga Jadimulya bahkan diduga melakukan penistaan agama.
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya, pada intinya kami keluarga besar partai Gerindra meminta maaf atas kesalah pahaman atau statement kader kami," kata Sutarno.
Sutarno menilai hal itu mungkin terjadi atas kesalahpahaman statement atau ada kesalahan-kesalahan persepsi dari masyarakat.
Permohonan maaf karena hal itu murni bukan sengaja tapi akibat ketidaktahuan dari kader Partai Gerindra bernama Erna Wati.
"Sekali lagi kami atas nama Partai Gerindra meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini dan kami tegaskan itu murni bukan kesengajaan kader kami,"pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait