3. Serangan Voice Call Pegasus
Kerentanan WhatsApp lain yang ditemukan pada 2019 adalah peretasan panggilan suara Pegasus. Serangan menakutkan ini memungkinkan peretas mengakses perangkat hanya dengan melakukan panggilan suara WhatsApp ke target mereka.
Meski target tidak menjawab panggilan, serangan itu masih bisa efektif. Dan target bahkan mungkin tidak menyadari bahwa malware telah terpasang di perangkat mereka.
Metode ini dikenal sebagai buffer overflow. Di sinilah serangan dengan sengaja memasukkan begitu banyak kode ke dalam buffer kecil sehingga “meluap” dan menulis kode ke lokasi yang seharusnya tidak dapat diakses.
Serangan ini menginstal spyware yang disebut Pegasus. Ini memungkinkan peretas mengumpulkan data panggilan telepon, pesan, foto, dan video. Bahkan membiarkan mereka mengaktifkan kamera dan mikrofon perangkat untuk mengambil rekaman.
4. Rekayasa Sosial
Cara lain yang rentan untuk meretas WhatsApp adalah melalui serangan rekayasa sosial, yang sering digunakan di Indonesia. Cara ini mengeksploitasi psikologi manusia untuk mencuri informasi atau menyebarkan informasi salah. Salah satu contohnya adalah menyamar jadi orang lain, mengirimkan pesan yang tampaknya berasal dari mereka.
5. Aplikasi Pihak Ketiga
Banyak sekali aplikasi pihak ketiga yang bahkan berbayar, mengambil data pribadi penggunanya. Aplikasi seperti Spyzie and mSPY dapat dengan mudah membajak akun WhatsApp penggunanya dan mencuri data pribadi.
6. WhatsApp Web
WhatsApp Web memudahkan pengguna memakai WhatsApp hanya lewat browser di komputer atau tablet. Tapi, ini jadi masalah ketika Anda login di WhatsApp Web di komputer umum dan lupa keluar.
Pemilik komputer bisa mengklik menu “Keep Me Signed In” saat log in kembali. Sehingga WhatsApp Anda akan tetap ada di browser tersebut meski sudah ditutup.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul " 9 Cara Kejam Hacker untuk Membajak WhatsApp Anda, Waspada! "
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait