"Reaksi radiogenik menghasilkan helium dan hidrogen, kita tidak hanya dapat belajar tentang reservoir dan transportasi helium tetapi juga energi hidrogen dari kedalaman bumi yang dapat menopang mikroba bawah permukaan dalam," ujar Oliver Warr.
Sementara Gaetan Borgonie peneliti dari Extreme Life Isyensya mengatakan penemuan itu memiliki implikasi penting. Tidak hanya di bawah permukaan bumi yang dalam, tetapi di tempat lain di tata surya. Itu termasuk Mars, sebuah planet yang memiliki kondisi keras yang mirip dengan dasar tambang emas.
"Jika air itu bisa berguna di sini, mengapa tidak bisa melakukannya di sana?" tandas Gaetan Borgonie.
Dia mengatakan Mars kemungkinan tidak memiliki organisme multiseluler, melainkan bentuk kehidupan sederhana, seperti bakteri. Dia juga berpikir organisme kemungkinan besar akan hidup jauh di bawah tanah. Karena atmosfer di Mars telah tertiup angin matahari, tidak ada lagi air di atas tanah. Tanpa lapisan ozon, sinar matahari akan menghancurkan apapun yang organik. Tapi masih ada air di bawah tanah di Mars, seperti air yang terperangkap jauh di dalam bebatuan di tambang Moab Khotsong.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul " Air Berusia 1,2 Miliar Tahun yang Bisa Digunakan untuk Hidup di Mars Ditemukan "
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait