JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Inilah 10 negara paling berbahaya untuk wanita menurut survei yang dilakukan oleh Thompson Reuters Foundation.
Di urutan pertama negara paling berbahaya untuk wanita diduduki oleh India. Alasan negeri Bollywood ini masuk dalam daftar negara paling berbahaya untuk wanita, karena tingginya kasus kekerasan dan serangan seksual terhadap perempuan.
Lantas, mana saja negara paling berbahaya bagi wanita? Berikut 10 negara terburuk bagi perempuan di dunia 2022 dari riset Thompson Reuters Foundation.
10 negara paling berbahaya bagi wanita
1. India
India menduduki puncak dari daftar negara paling berbahaya bagi wanita . Pasalnya, di negara yang terkenal dengan Sungai Gangganya ini memiliki tingkat kekerasan pada perempuan yang masih tinggi.
Kekerasan tersebut berupa pelecehan seksual dari praktik kebudayaan dan tradisional serta praktik perdagangan manusia yang termasuk kerja paksa, perbudakan seks, dan menjadi pembantu rumah tangga. Sekitar 70% perempuan telah menjadi korban dari praktik tersebut.
2. Suriah
Suriah merupakan sebuah negara yang telah bertahan dari perang saudara yang terjadi selama tujuh tahun. Meski telah bertahan, namun tak berarti kehidupan para perempuan di Suriah bisa bebas.
Perempuan Suriah menjadi objek eksploitasi seksual serta non seksual selama bertahun-tahun dan ada begitu banyak bahaya yang mengintai para anak perempuan disana. Selain itu, akses ke fasilitas kesehatan juga kurang.
3. Afghanistan
Selama hampir 17 tahun setelah penggulingan Taliban, para perempuan Afghanistan mengalami berbagai macam kekerasan dan hak-haknya dirampas.
Setidaknya ada tiga isu penting yang lekat dengan Afghanistan, yakni kekerasa non seksual, akses ke perawatan kesehatan, dan akses ke sumber daya ekonomi.
4. Somalia
Perang yang terjadi kurang lebih selama dua dekade ini telah membuat para perempuan Somalia mengalami berbagai bentuk kekerasan karena resiko praktik budaya dan tradisional yang membahayakan.
Setidaknya, 95% anak perempuan dengan usia 4-11 tahun disana mengalami mutilasi alat kelamin, kursi parlemen untuk perempuan hanya diberikan 7%, dan hanya 9% perempuan saja yang melahirkan di layanan kesehatan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait