Ancaman Longsor Masih Mengintai Ciamis, Satu Rumah Sudah Dikosongkan, 2 Lainnya Terancam Ambruk

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id – Setelah runtuhnya rumah milik Tati (50) akibat longsor di Dusun Karangkamulyan RT 10 RW 03, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis pada Kamis (8/5/2025) sore, kekhawatiran warga belum mereda.
Tiga rumah warga lainnya kini berada dalam kondisi terancam, dan satu di antaranya bahkan telah dikosongkan.
Rumah yang terancam longsor adalah milik Sendi, Kristia, dan Udin Lukman. Rumah mereka berdekatan dengan lokasi longsor dan kini masuk dalam zona rawan bencana.
Sendi, yang rumahnya berada tepat di bawah tebing setinggi lebih kurang 20 meter dan telah mengalami keretakan serius, memilih mengungsi bersama keluarganya ke rumah kerabat di RT 08 RW 03 sejak Rabu (14/5/2025).
"Retakan tanah makin jelas terlihat di lereng atas rumah saya. Kami tak berani mengambil risiko, makanya kami mengungsi," ujar Sendi saat ditemui Kamis (15/5/2025).
Rumah yang ditempati Sendi, sebelumnya berdampingan langsung dengan rumah Tati yang ambruk total pada saat hujan deras mengguyur wilayah itu.
Sementara dua rumah lain, milik Kristia dan Udin Lukman, juga berada tak jauh dari titik longsor dan kini dalam pengawasan.
Kepala Desa Karangkamulyan, Uus Jalu Uswandi, mengatakan kondisi di lapangan cukup mengkhawatirkan. Ia menyebut bahwa retakan tanah yang muncul di tebing dekat jalur rel kereta api Ciamis-Banjar bisa memicu longsor susulan, terlebih dengan intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Kondisi tebing makin tidak stabil. Kalau longsor besar terjadi, tak hanya rumah warga yang terancam, tapi juga jalur rel KA di atasnya bisa terdampak,” terang Uus yang akrab disapa Kuwu Anom.
Pihak desa, kata Uus, telah melaporkan kondisi tersebut ke PT KAI, mengingat tebing yang bergerak berada di bawah jalur rel aktif yang dilintasi kereta api.
Ia mengungkapkan bahwa selain hujan deras, luapan air dari saluran bawah rel kereta api turut memicu longsor. Air meluap ke lahan milik PT KAI lalu menggerus kebun warga di lereng, hingga akhirnya menyebabkan pergeseran tanah yang membahayakan permukiman di bawahnya.
Hingga saat ini, dua keluarga telah mengungsi, yaitu Tati yang rumahnya hancur total, serta Sendi yang mengantisipasi ancaman longsor. Total ada 12 jiwa yang harus meninggalkan rumah demi keselamatan.
Ketua DPRD Kabupaten Ciamis Nanang Permana, turut meninjau lokasi pada Kamis (15/5/2025). Ia menyerahkan bantuan kepada empat keluarga terdampak, termasuk yang rumahnya terancam maupun yang sudah mengalami kerusakan total.
“Kami mendorong agar PT KAI segera mengambil langkah konkret. Bila dibiarkan, bukan hanya merugikan warga, tapi juga bisa memicu ketegangan sosial,” ujar Nanang.
Ia menambahkan, DPRD Ciamis akan mengundang pihak PT KAI untuk membahas penanganan serius terhadap potensi bencana tersebut.
“Jalur rel ini melintasi kawasan rawan longsor. Bila tidak direspons, bukan hanya warga yang resah, tapi juga bisa membahayakan perjalanan kereta api,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono