CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Syamsul Arifin (36) sehari-hari berprofesi sebagai pengrajin keripik kaca (kripca), sebuah cemilan kekinian yang sedang populer.
Namun disela-sela kesibukannya sebagai pengrajin kripca, warga Dusun Mekarmulya, Desa Kertayasa, Panawangan, Ciamis tersebut masih menyempat diri untuk mengisi waktu luangnya membuat kerajinan tangan. Memanfaatkan limbah paralon menjadi miniatur kapal.
Miniatur kapal buah kreatif Syamsul tidak hanya bernilai seni tinggi. Tentunya juga bernilai ekonomis.
Di tangan terampil Syamsul, limbah paralon disulap jadi miniatur tugboat (kapal tunda) yang siap jadi pajangan hiasan dalam ruangan yang elegan.
"Untuk membuat miniatur tugboat ini butuh waktu sekitar 2 bulan," ujar Syamsul kepada iNewsCiamisRaya.id, Senin (28/10/2024).
Syamsul mengaku tertarik dengan tugboat (kapal tunda). Meski kapalnya kecil tapi tenaganya besar. Tug boat berperan untuk menarik kapal-kapal besar keluar masuk pelabuhan.
Dengan ketertarikannya tersebut, berbekal sebuah foto tug boat, Syamsul memulai mengumpulkan potongan-potongan paralon yang sudah tidak terpakai terutama paralon ukuran 3 inci.
Limbah paralon tersebut kemudian diolah jadi bodi miniatur kapal tug boat. Tiang-tiang dan pagar-pagar miniatur kapal juga berbahan dari limbah paralon. Untuk aksesorisnya dengan menggunakan spon dan tambang. Semua dirangkai dengan lem korea.
"Lem korea habis 10 biji sampai selesai," katanya.
Editor : Asep Juhariyono