Sebelum menghadiri Rakercabsus PDIP di IC Ciamis, Kamis siang tersebut Jeje bersama istri berkunjung ke Pasar Manis dan Pasar Subuh Ciamis. Makan kupat tahu dan makan siang nasi timbel di Wardoy Pasar Subuh.
"Tadi sempat napak tilas dulu ke pasar (Ciamis),” ungkap Jeje.
Maklum 30 tahun karir politiknya di PDIP, ungkap Jeje separuhnya dijalaninya di Ciamis. Mulai dari menjadi anggota DPRD Ciamis dari PDIP. Kemudian jadi Ketua DPRD Ciamis sekaligus Ketua DPC PDIP Ciamis. Lantas jadi Wakil Bupati Ciamis mendampingi Bupati H Iing Syam Arifin.
Setelah Pangandaran pisah dari Kabupaten Ciamis menjadi DOB sendiri, pada Pilkada tahun 2015, Jeje terpilih sebagai Bupati Pangandaran untuk pertama kalinya. Kini Jeje menjabat sebagai Bupati Pangandaran periode kedua.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, Jeje tak menyangka akan diusung PDIP untuk maju di Pilgub Jabar berpasangan dengan artis, Ronal Surapradja. Mendaftar ke KPU nya pun saat injury time, menjelang menit-menit akhir pendaftaran.
Meskipun demikian menurut Jeje kini ia sudah mempersiapkan diri menghadapi Pilgub Jabar November nanti. Untuk mewujudkan tagline, Jabar untuk semua. Jabar tanpa kesenjangan. Khususnya dibidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur maupun pendistribusian produk pertanian/pangan.
"Kualitas layanan kesehatan harus merata, tidak hanya terpusat di Bandung dan sekitarnya. Tetapi juga di kawasan Utara dan Selatan Jabar. Demikian juga di bidang pendidikan. SMA/SMK kembalikan kewenangannya ke daerah kabupaten/kota dengan support anggaran dari provinsi," imbuhnya.
Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi yang terpusat di kawasan Utara Jabar dan Tengah.
"Lihat saja UMR tertinggi itu di Karawang, Bekasi, Bogor. Sementara di Selatan seperti Banjar, Pangandaran, Ciamis terendah. Ini bukti kesenjangan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Untuk memangkas berbagai kesenjangan tersebut kata Jeje, Gubernur harus lebih sering berkomunikasi dengan bupati dan walikota. Termasuk saat penyusunan alokasi anggaran, seperti bankeu misalnya.
Editor : Asep Juhariyono