Dalam setiap tradisi atau acara perkumpulan masyarakat, kopi golodog ini disajikan seperti minuman lainnya, seperti pada hajatan, sunatan atau malam towong dan hajat bumi.
Tapi khusus di Situs Keramat Lengkong Ciamis ada ritual tersendiri dan disajikan hanya setiap Tradisi Mupunjung di bulan Muharram.
Kopi Golodog itu dibawa ke keramat sebagai sesaji, kemudian masyarakat melaksanakan tawasul bersama-sama, setelah itu disalar atau di minum beserta makanan sesaji lainnya secara bersama-sama.
"Kopi godog ini sebetulnya bisa dibuat siapa saja, tapi sekarang itu memang yang bisa membuatnya hanya Kuncen Lengkong," ungkapnya.
Menurut Fauzi, dulu kopi golodog ini juga biasa disajikan pada saat ada panen yang dibuat oleh pemilik lahan.
"Jadi kopi itu dibuat pada malam harinya lalu disuguhkan pada saat panen berlangsung di daerah ini," ucapnya.
Menurutnya, ada dua versi nama untuk kopi tersebut, pertama disebut Kopi Godog karena dibuatnya di air yang mendidih atau dalam bahasa Sunda adalah godog.
Kalau sebutan Kopi Golodog karena yang disajikan berupa biji kopi yang belum ditumbuk, atau dalam bentuk golodogan.
"Tapi untuk lebih memudahkan, biasanya disebut Kopi Godog karena hanya dua suku kata dan mudah teringat" pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono