get app
inews
Aa Read Next : Timnas Indonesia vs Timnas Korsel Piala Asia U-23 2024, Bacawalkot Banjar Atet Handiyana Gelar Nobar

Tradisi Ngaji Budaya di Bulan Muharram, Merawat Kebersamaan Warga Kota Banjar

Jum'at, 19 Juli 2024 | 14:52 WIB
header img
Tradisi Ngaji Budaya di bulan Muharram, merawat kebersamaan warga Kota Banjar. Foto: iNewsCiamisRaya.id/Budiana Martin

BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Pondok Pesantren Miftahul Huda Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat menggelar pagelaran seni dan budaya. Pagelaran tersebut adalah rangkaian memperingati bulan Muharram 1446 Hijriyah.

Koordinator umum dari lembaga Seni Budaya Muslim Nahdlatul Ulama, Kiai Ma’mun Syarif mengatakan bulan Muharram merupakan bulan yang istimewa bagi umat Muslim.

Bulan yang mengawali tahun penanggalan Islam ini diharapkan membawa semangat iman baru, yang membawa umat Muslim semakin dekat dengan Allah dan mengasihi sesama manusia.

Sehingga, di bulan Muharram ini umat Muslim mengadakan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan rohani peribadatan hingga kegiatan sosial kemasyarakatan dan pertunjukan seni-budaya.

"Kami disini mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati bulan Muharam dengan menggelar pagelaran seni dan budaya dengan bertajuk 'Gebyar Muharraman 1445 Hijriyah,” katanya, Jumat (19/7/2024).

Bersamaan dengan itu, dirayakan pula Haul Simbah KH. Abdurrohim yang ke-26 dan hari lahir Pondok Pesantren Citangkolo yang ke-63. Perayaan diselenggarakan secara meriah dengan serangkaian kegiatan yang dimulai sejak 19 Juli 2023 hingga 3 Agustus 2023.

Salah satu kekhasan Pondok Pesantren Citangkolo Kota Banjar dalam merayakan bulan Muharram adalah adanya kegiatan “Ngaji Budaya”.

Kegiatan tersebut menghadirkan para tokoh pesantren, intelektual Muslim, dan budayawan Muslim untuk bersama-sama mengkaji ke-Islam-an dalam kaitannya dengan konteks budaya lokal, sembari menikmati berbagai pertunjukan seni.

"Pemandangan unik terlihat dalam kegiatan Ngaji Budaya tahun ini. Dimana dalam pelaksanaanya dihadiri dan dimeriahkan juga oleh penampilan musik kolaborasi lintas-agama antara “Angklung Silih Asih” dari Gereja Katolik Santo Filipus Banjar dengan Gamelan Kontemporer “Ki Pamanah Rasa” dari Sakola Motékar, yang notabene semuanya beragama Islam," kata dia.

Ditambahkan Pastor dari Gereja Katolik St. Filipus Banjar Romo Gatot, musik kolaborasi ini menyajikan berbagai lagu daerah dan lagu nasional secara medley, dengan semangat Sukacita Hidup Berbangsa. Mereka membawa pesan yang sangat menginspirasi.

"Perbedaan adalah kekayaan Indonesia, jika dihidupi dalam persaudaraan akan membawa sukacita dan kemajuan bangsa," ucapnya.

"Kolaborasi angklung dan gamelan ini salah satu bukti kecil namun nyata”, sambungnya.

Kolaborasi seni budaya yang digelar oleh Gamelan Ki Pamanah Rasa dan Grup Angklung dari Gereja St. Yohannes Ciamis dalam acara Muharraman di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Kota Banjar tadi malam tidak hanya memukau penonton dengan keindahan seni dan kekayaan budaya.

Ia juga meluruhkan sekat-sekat perbedaan dan prasangka yang kerap memisahkan. Ketika Gamelan dan Angklung berpadu dalam harmoni, terlihat jelas bahwa seni memiliki kekuatan untuk mendekatkan berbagai latar belakang agama dan budaya.

"Acara ini menjadi bukti bahwa melalui seni dan budaya, kita bisa menumbuhkan kohesi dan mengembangkan harmoni sosial," ujarnya.

Selain itu, gelaran seni budaya seperti ini juga menjadi sarana efektif untuk memekarkan rasa kebersamaan dan solidaritas di tengah keberagaman.

"Dalam konteks Indonesia yang multikultural, kolaborasi semacam ini sangat baik untuk mendekatkan hubungan antarumat beragama, mengajarkan nilai-nilai toleransi, dan menginspirasi masyarakat untuk hidup berdampingan dengan damai," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut