Kendati demikian, Rina mengatakan pihaknya akan tetap profesional dalam membantu kondisi warga asli Kota Banjar ini agar bisa mendapatkan hidup yang layak.
Kebetulan menurut informasi yang diterimanya, warga ini merupakan bagian dari salah satu keluarga aghniya (orang kaya) di wilayah Kabupaten Ciamis.
Rina mengatakan pihaknya akan mencoba melakukan koordinasi dengan pihak keluarga agar bisa membantu kondisi keluarga ini.
"Disini kami juga ingin meluruskan mengenai kabar yang beredar, karena dalam kabar tersebut ada yang kurang tepat, meski memang ada yang benarnya terkait BPJS," ujarnya.
"Tapi kita akan coba koordinasi untuk membuat BPJS-nya. Kemudian katanya anak bapak Engkus ini merupakan agnia, dan kita akan coba koordinasikan, mudah-mudahan pihak keluarga masih ada rasa kepeduliannya," sambungnya.
Jika memang solusi ini tidak bisa dilakukan, Rina mengaku akan berupaya untuk memberikan solusi lain agar beliau bisa pindah dari kebun ini.
"Karena sebagaimana kita ketahui bahwa rumah di kebun ini peruntukannya bukan untuk tempat tinggal," kata Rina.
Sementara itu, warga yang bersangkutan, Engkus mengaku siap untuk mengikuti apa yang akan diarahkan oleh Pemerintah Kota Banjar untuk kebaikan keluarga dirinya.
"Siap, silahkan saja yang penting benar," ujarnya.
Engkus mengatakan akan pasrah mengikuti apa yang dianjurkan pemerintah. Namun terkait pemerintah akan meminta kepada anaknya yang disebutkan seorang aghniya, ia mengaku tidak berharap banyak.
"Iya memang dulu dia (anaknya) pengusaha, namun kondisinya sekarang usahanya juga tidak baik-baik (bangkrut). Anak saya juga tau kondisi saya seperti ini tapi bagaimana saya juga bingung ngejelasinnya," katanya.
"Yang pasti saat ini saya pasrah dan akan mengikuti apa yang dianjurkan pemerintah, mudah-mudahan bisa membantu kondisi saya lebih baik lagi," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono