"Kami sudah coba mencari tahu alasan kenapa anak anak melakukan hal itu, ternyata mereka lebih terjebak oleh trend gaya hidup yang mereka dapat informasinya dari sebuah aplikasi medsos."
Meski demikian kejadian ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius, agar yang bersangkutan tidak berkelanjutan melakukan hal yang sama dan juga tidak menyebar sehingga bisa segera diantisipasi lebih dini guna mencarikan sebuah solusi nya.
"Kita harus mencari solusinya dengan gotong royong, budaya gotong royong didunia pendidikan itu harus kembali dihidupkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," tegasnya.
Menurut Dicky kejadian ini sudah banyak ditemukan dan yang melakukannya itu anak-anak sekolah. "Ini menjadi sebuah pertanyaan besar, ada apa dengan pendidikan? Mana hasil dari pendidikan itu?," tanyanya.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak, masalah pendidikan adalah masalah bersama. "Maka kembali saya sampaikan, mari kita gotong royong untuk mengawasi dan memajukan dunia pendidikan agar hal seperti ini tidak terjadi kembali," kata Dicky.
Diberitakan sebelumnya, Belasan siswa/siswi sekolah dasar di Kota Banjar, Jawa Barat nekat melukai tangannya sendiri demi mengikuti trend di media sosial (medsos).
Editor : Asep Juhariyono