BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Ketua Forum Pemuda Peduli Pendidikan (FP3) Kota Banjar Dicky Agustaf memberi tanggapan mengenai adanya fenomena bocah yang menyakiti diri sendiri akibat mengikuti trend di media sosial.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 16 orang siswa/siswi di Kota Banjar, Jawa Barat nekat melakukan aksi menyayat tangannya sendiri dengan menggunakan pisau kater dan pecahan beling.
Dicky mengingatkan bahwa hal ini harus menjadi sinyal bahaya bagi orang tua dimana mereka harus terus mengawasi serta mewaspadai dampak dan resiko adopsi digital saat anak-anak menggunakan media sosial berlebihan.
"Ini menjadi sinyal bahaya untuk pendidikan kita, kita sebagai orang tua harus awasi anak-anak kita takutnya mereka melakukan self harm atau menyakiti dirinya sendiri," katanya, Rabu (5/6/2024).
Ia mengatakan belakangan ini banyak remaja melakukan self harm yang kemudian dipamerkan ke media sosial. Mereka terjebak oleh rasa frustasi, dan rasa ingin menyerah untuk hidup.
Tren anak-anak menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat tangannya menggunakan silet atau benda tajam lainnya. Apabila kebiasaan ini diteruskan, tentu sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa mereka.
Namun apa yang terjadi saat ini seperti nya sedikit berbeda karena ini terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar. Dicky mengatakan tingkat stress dan frustasi mereka bisa dibilang masih dalam kategori rendah.
Editor : Asep Juhariyono