Menurut Wawan saat atap ruang lab tersebut ambruk, ia sedang berada di ruang kepala sekolah. “Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti mobil tronton lewat. Sampai kaget juga,” ungkap Wawan.
Selain kondisi bangunannya sudah cukup rusak, menurut Wawan juga diperkirakan juga karena dampak guncangan gempa Garut 6.5 M Sabtu (27/4/2024) jam 23.29 WIB tengah malam lalu.
“Sepertinya juga ada dampak dari gempa Garut itu. Akumulasinya tadi siang, tiba-tiba atap ruang labnya ambruk,” ujarnya.
Pasca kejadian tersebut, setelah Jumat sampai sore, sebagian puing-puing runtuhan atap ruang lab itu menurutnya sudah mulai dibersihkan secara gotong royong oleh relawan Tagana, BPBD, petugas dari Polsek dan Koramil Pamarican, petugas desa/kecamatan dan warga maupun orang tua murid.
“Puing-puing yang kecil-kecil sudah disingkirkan tinggal yang besar-besar. Tadi juga tim dari Disdik Ciamis sudah ngecek lokasi,” kata Wawan.
SMPN 1 Pamarican yang berada di Desa Pamarican tersebut memiliki 590 siswa dengan 20 rombel (kelas). Jumlah guru dan karyawan sebanyak 40 orang, diantaranya 26 orang sudah berstatus PNS.
Editor : Asep Juhariyono