“Dengan adanya program makan siang gratis tersebut diyakini tingkat produksi bisa kembali normal sekitar 2 juta ekor/minggu. Bahkan bisa lebih,” imbuhnya.
Menurut Hery, dengan adanya program makan siang gratis tersebut dinamika suplai demand lebih stabil dengan sendirinya harga ayam di tingkat peternak cenderung stabil.
Bila selama ini 75 persen ayam produksi peternak Ciamis diangkut ke Jabodetabek untuk memenuhi kebutuhan pasar Jabodetabek. Namun nanti setelah program makan siang gratis berjalan, justru 75 produksi ayam peternak Ciamis untuk memenuhi kebutuhan lokal.
“Sebagian besar ayam produksi peternak Ciamis nanti untuk memenuhi kebutuhan lokal Ciamis. Sebagian kecil dibawa ke Jabodetabek. Biaya transportasi bisa ditekan dan tingkat kematian juga berkurang. Ayam yang dibawa ke Jabodetabek tingkat kematiannya (mortalitas) mencapai 3 sampai 5 prosen,” ujar Hery.
Dengan adanya dua peluang pasar yang begitu besar tersebut (program penanganan stunting dan program makan siang gratis) tersebut menurut Hery, para peternak ayam atau perunggasan rakyat di Ciamis dan sekitarnya harus mempersiapkan diri dan bangkit kembali.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua P2AP H Komar Hermawan. “Ini kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh peternak. Peternak bangkit kembali, bergairah kembali. Berapapun kebutuhan daging ayam dan telur nanti harus dipenuhi,” ujar H Komar Hermawan kepada iNewsCiamisRaya.id dan wartawan lainnya di sela-sela acara halal bihalal peternak ayam se Priangan di Ciamis, Rabu (8/5/2024) siang.
Peternak tidak hanya harus segera mempersiapkan kandang, rantai produksi dan tentunya juga modal. Juga harus ada dukungan gudang dingin (cold storage) untuk menyimpan karkas ayam.
“Dengan adanya permintaan yang stabil dan terukur dari program pemerintah tersebut tentunya juga berdampak pada kestabilan harga yang juga menguntungkan peternak,” katanya.
Editor : Asep Juhariyono