Untuk daerah kasus selama bulan Maret ini katanya sudah dilakukan upaya pengasapan (fogging) di 7 lokasi.
Termasuk di Perum Surung Dayung Handapherang. Di salah satu RT di Perum Abdi Negara tersebut sudah terjadi 16 kasus dalam dua minggu terakhir.
Langkah penanggulangan penyebaran kasus DBD ini menurut Edis Herdis sudah dilakukan berbagai upaya sesuai dengan Surat Edaran Bupati Ciamis. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus sudah dilakukan di seluruh wilayah kerja 37 puskesmas di Ciamis dengan melibatkan berbagai pihak. Sampai ke tingkat RT.
Setiap rumah diimbau ada orang yang ditugaskan untuk mengecek jentik secara periodik. Setiap rumah ada seorang jumantik (juru pemantau jentik-jentik) yang rutin memeriksa setiap air yang tergenang dalam wadah. Baik wadah terpakai maupun wadah yang sudah menjadi sampah.
Dianjurkan menggunakan kelambu serta lotion anti nyamuk saat tidur. Atau menggunakan obat serta raket pembasmi nyamuk sebagai salah satu upaya pencegahan penularan DBD. Lainnya yakni menaburkan bubuk abate, ke dalam sumur atau wadah penyimpan air seperti bak, turen, ember dan lainnya.
Bila mengalami gejala demam terindikasi DBD seperti demam lebih dari 3 hari, disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga dan sakit kepala segera datangi fasilitas kesehatan baik itu ke rumah sakit, puskesmas, klinik maupun dokter praktek.
“Bila mengalami gejala demam seperti di atas. Jangan tunda, segera datang ke faskes terdekat (rumah sakit, puskesmas, klinik maupun dokter praktek). DBD dapat disembuhkan, bila segera tertangani dengan cepat dan tepat,” ujar Edis.
Bila kasus DBD terlambat ditangani bisa berujung dengan kematian. Akibat terjadinya komplikasi syok (Dengue Shock Syndrome/DSS).
Waspadai dan kenali tanda-tanda DSS tersebut. Seperti muntah terus menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin serta lembab. Nadi lemah, lesu, gelisah, jumlah urin menurun dan terjadi pendarahan.
Editor : Asep Juhariyono