JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Sebelum berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Palestina memiliki wilayah yang sangat luas yakni sekitar 27.000 km2. Sejarah mencatat bahwa bangsa pertama yang bermukim di Palestina adalah bangsa Kan'an, yang datang dari Jazirah Arab.
Kan'an juga dianggap sebagai tempat hijrah Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan tempat tinggal Nabi Ya'kub hingga melahirkan anak keturunan sebanyak 12 anak, termasuk Nabi Yusuf. Sekarang, hampir seluruh wilayah Palestina dikuasai Israel sejak negara Yahudi itu berdiri pada 1948 oleh Zionis.
Wilayah Palestina sebelum berdirinya negara Israel, terbentang luas di kawasan Timur Tengah. Wilayah Palestina memiliki akses ke Laut Tengah di sebelah barat, berbatasan dengan Sungai Yordan di sebelah timur, Sinai Mesir di sebelah selatan, dan Lebanon di sebelah utara. Selain itu, karena letak geografisnya yang strategis, Palestina juga menjadi penghubung antara tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa.
Sejak pendudukan Israel, wilayah Palestina telah mengalami pengurangan signifikan dan saat ini hanya tersisa dua wilayah, yaitu Jalur Gaza dan Tepi Barat (West Bank), yang terpisah oleh wilayah Israel. Data dari Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS) menunjukkan bahwa pada pertengahan 2023, populasi warga Palestina diperkirakan sekitar 14,5 juta orang. Sekitar 3,25 juta orang tinggal di Tepi Barat, sementara sekitar 2,23 juta orang tinggal di Jalur Gaza. Sisanya, sebagian besar warga Palestina bermukim di negara-negara Arab dan negara asing lainnya.
Dalam "Sejarah Zionisme Dan Berdirinya Negara Israel" karya Andi Satrianingsih (Muhammadiyah University of Makassar) dan Zaenal Abidin (Alauddin State Islamic University Makassar) disebutkan, konflik Palestina-Israel adalah konflik paling lama yang berlangsung di wilayah Timur Tengah selain Perang Salib. Konflik Palestina-Israel bukan hanya konflik antar dua negara, tetapi menjadi sensitif ketika dianggap sebagai perang antar peradaban atau antar ideologi agama, yaitu Zionisme-Yahudi versus Islam.
Konferensi Zionisme Internasional ke-1 yang diadakan di Bazel pada tahun 1897 merupakan titik awal gerakan Zionis yang bertujuan untuk mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Gerakan ini melibatkan berbagai cara untuk menguasai tanah Palestina.
Muncul pertanyaan, bagaimana cara Israel menguasai tanah Palestina hingga menyisakan dua wilayah yang terpisah (Jalur Gaza dan Tepi Barat)? Setidaknya ada lima cara yang mereka lakukan untuk menguasai tanah Palestina dalam rangka mendirikan negara Israel Raya. Berikut lima cara licik Zionis Israel menguasai tanah Palestina.
Cara Licik Zionis Israel Menguasai Tanah Palestina
1. Membeli Tanah Orang Arab-Palestina Secara Besar-besaran
Gerakan Zionis Israel pada awalnya mencoba menguasai tanah Palestina dengan membeli tanah dari pemilik Arab-Palestina secara besar-besaran. Tujuannya adalah untuk membangun pemukiman Yahudi di wilayah tersebut. Gerakan ini mengumpulkan dana yang cukup besar untuk pembelian tanah dari orang Arab-Palestina. Namun, animo orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina relatif rendah.
2. Melancarkan Teror Gelap Terhadap Orang Yahudi
Untuk memaksa orang Yahudi bermigrasi ke Palestina, kaum Zionis terpaksa melakukan tindakan kedua, yaitu melakukan teror gelap terhadap orang-orang Yahudi sendiri di Eropa, untuk memaksa mereka mau ber-eksodus ke Palestina.
3. Melakukan Embargo Terhadap Pemukiman Arab-Palestina
Upaya ketiga, kaum Zionis melakukan embargo terhadap pemukiman Arab-Palestina dengan menutup jalur suplai kebutuhan sehari-hari. Kadangkala dengan cara-cara intimidasi, sehingga mereka jatuh miskin dan terpaksa atau dipaksa menjual tanah atau berpindah tempat meninggalkan kampung halaman mereka.
4. Melakukan Teror dan Pembunuhan Terhadap Orang Arab-Palestina
Selain itu, gerombolan-gerombolan teroris Zionis seperti Haganah, Stern Gang, Bachnach, Irgun Levi L'ummi, dan sebagainya, melakukan teror dan pembunuhan gelap terhadap orang Arab-Palestina untuk memaksa mereka meninggalkan tanah dan tempat tinggalnya. Tindakan itu dilakukan sejak tahun 1920 sampai sekarang.
5. Membangun Kepemimpinan Orang Yahudi di Palestina
Yang terakhir, Zionis melakukan cara dengan membangun kepemimpinan orang Yahudi di Palestina di bidang ekonomi dan politik. Tahun 1918, Palestina jatuh. Jenderal Allenby merebut Palestina dari Khilafah Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh PBB. Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel. Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina dideklarasikan pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.
Lahirnya Zionisme dan eksistensi Israel jelas merubah peta dunia Islam. Palestina yang awalnya kawasan Islam yang cukup luas terletak di antara Mesir, Lebanon, Syiriah, dan Yordania, kini harus menerima kenyataan dengan berbagi wilayah dengan Israel karena penduduk Palestina yang mayoritas Arab Islam tidak kuasa membendung kekuatan Zionisme-Yahudi dalam mendirikan negara Israel.
Faktanya hari ini, wilayah Palestina hanya menyisakan dua wilayah kecil. Ini bisa dilihat dari peta Palestina sebelum dan setelah munculnya negara Israel 1948 hingga sekarang ini.
Inilah peta Palestina yang dirilis oleh National Geographic Tahun 1947 sebelum negara Israel berdiri.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "5 Cara Licik Zionis Israel untuk Kuasai Tanah Palestina"
Editor : Asep Juhariyono