Trauma Mendalam Istri Korban Pembacokan di Tasikmalaya: Saya Takut Suami Tak Tertolong

Heru Rukanda
Trauma Mendalam Istri Korban Pembacokan di Tasikmalaya Saya Takut Suami Tak Tertolong. Foto: Istimewa

Tasikmalaya, iNewsCiamisRaya.idIstri korban pembacokan di Tasikmalaya, Imas Siti Sa’adah (26) masih diliputi trauma pasca suaminya, Muhammad Taufik (27) dibacok gerombolan bermotor di Jalan Mayor SL Tobing, pada 17 November 2024 lalu.

Dikatakan Imas, suaminya mengalami luka serius di bagian punggung dan tangan kirinya. Bahkan luka menganga di punggung akibat bacokan celurit tembus hingga paru-paru dan hamper kena jantung. Selain itu, jari tangan kiri suaminya nyaris saja putus akibat sabetan celurit pelaku.

Peristiwa yang nyaris merenggut nyawa suaminya itu hingga kini masih membekas dalam ingatannya. Pada saat diwawancara awak media, Imas menyampaikan kesedihannya saat kali pertama melihat kondisi suaminya setelah insiden pembacokan tersebut.

“Saya tidak sanggup melihatnya. Dokter bilang kondisinya kritis dan hanya bisa menyarankan untuk bersabar. Saya takut suami tidak tertolong,” ujar Imas pada Minggu (2/2/2025).

Imas menyebut, suaminya mengalami luka menganga di punggung dan mendapatkan 35 jahitan. “Dia (korban) dibawa ke RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya sekitar pukul 02.00 WIB. Kemudian, pada pukul 10.00 WIB dirujuk ke Rumah Sakit Jantung Tasikmalaya dan menjalani perawatan selama seminggu,” ungkapnya.

Kesedihan Imas tak berhenti sampai di situ. Ia juga dibingungkan dengan biaya yang sangat besar untuk pengobatan suaminya. Total biaya perawatan Muhammad Taufik mencapai Rp70 juta, dengan biaya operasi sebesar Rp58 juta.

"Kami benar-benar tidak memiliki cukup uang. Bahkan, operasi sempat tertunda karena besarnya biaya yang harus dibayar," ujarnya.

Namun, bantuan datang dari berbagai pihak, termasuk komunitas bela diri Tarung Derajat, tempat Taufik berlatih, serta rekan-rekan kerjanya di koperasi.

"Alhamdulillah, banyak yang peduli dan membantu. Berkat dukungan dari komunitas bela diri dan rekan-rekan kerja suami, akhirnya operasi bisa dilakukan," kata Imas dengan rasa syukur.

Taufik merupakan tulang punggung keluarga, menghidupi istri dan dua anaknya yang masih kecil. Anak sulungnya berusia 6 tahun dan si bungsu baru 1,5 tahun. Cedera yang dialaminya membuat kondisi ekonomi keluarganya semakin sulit.

"Dia satu-satunya pencari nafkah di keluarga. Sekarang kondisinya belum pulih sepenuhnya, dan kami harus memikirkan bagaimana kelangsungan hidup kami ke depan," ujar Imas dengan mata berkaca-kaca.

Kasus pembacokan ini menjadi sorotan publik, terutama setelah muncul dugaan salah tangkap terhadap beberapa tersangka. Namun, Taufik menegaskan bahwa dirinya mengenali wajah para pelaku dan membantah adanya kesalahan dalam penangkapan tersebut.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network