Berkah Muharam, Jaja Sukmana Terpilih Jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi

Andri M Dani
Berkah Muharam, Jaja Sukmana terpilih jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi. Foto: Istimewa

Guna menghasilkan 10 kg muharam (ekstrak kompos) menurut Jaja hanya membutuhkan biaya Rp100.000.

Bandingkan dengan biaya produksi sawah bila menggunakan pupuk kimia anorganik. Tiap hektar sawah butuh 300 kg hingga 400 kg/ha berupa urea dan NPK. Dengan harga pupuk subsidi Rp2.250 per kg.

Bila menggunakan kompos atau kotoran hewan (kohe) atau pupuk kandang dibutuhkan 5 sampai 10 ton pupuk kandang per hektar sawah. Dengan harga pupuk kandang Rp500 sampai Rp1.200 per kg.

Sementara bila menggunakan muharam (ekstrak kompos) hanya dibutuhkan 15 kg sampai 25 kg ekstrak kompos per hektar sawah. Untuk memproduksi  ekstrak kompos hanya dibutuhkan biaya Rp100.000 per kg ekstrak kompos.

"Penggunaan ekstrak kompos lebih efisien dan jauh lebih murah dibanding menggunakan pupuk kimia anorganik maupun pupuk kandang (organik)" ungkap Jaja.

Selain jauh lebih murah biayanya, penerapan pupuk ekstrak kompos tersebut jauh lebih mudah. Target untuk meningkat kesuburan tanah terbukti berbanding lurus dengan hasil panen.

"Menggunakan pupuk ekstrak kompos panen rata-rata bisa mencapai 6 ton sampai 9 ton per hektar dengan biaya lebih murah. Bandingkan dengan menggunakan pupuk kimia anorganik  hanya kisaran 5,5 ton per hektar dengan biaya produksi lebih tinggi," ujar Jaja.

Selama bertahun-tahun percobaan penggunaan pupuk ekstrak kompos muharam tersebut menurut Jaja tidak menggantikan pupuk kimia sekaligus tetapi dikurangi secara bertahap setiap musim tanam. Sampai akhirnya murni 100 persen menggunakan pupuk ekstrak kompos.

Penggunaan pupuk ekstrak kompos secara masif dan berkelanjutan jelas berwawasan lingkungan hidup dengan hasil panen berkualitas dan tanah semakin subur.

Ternyata Jaja tidak hanya menggunakan ekstrak kompos untuk tanaman padi sawahnya saja. Tetapi juga untuk budidaya udang galah di kolamnya.

"Saya pilih budidaya udang galah karena harga udang galah lebih mahal dibanding harga ikan air tawar lainnya," katanya.

Meski Jaja dibantu Bappeda Ciamis telah mendaftarkan hak cipta temuannya tentang pupuk ekstrak kompos muharam tersebut tahun 2022 lalu, namun ia belum berniat memproduksi pupuk ekstrak kompos secara komersial.

"Pupuknya belum dijual secara komersial, diproduksi hanya sebatas untuk kebutuhan sendiri. Sementara untuk petani di kelompok saya suka berbagi ilmu. Termasuk cara membuat pupuk ekstrak kompos," pungkas Jaja.

Jaja mengaku inovasi pupuk ekstrak kompos tersebut adalah untuk membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia anorganik. Terlebih ketika pupuk bersubsidi sulit didapat.

Juga membantu petani untuk meningkatkan kembali kesuburan tanahnya. Pupuk ekstrak kompos tak hanya mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga berfungsi sebagai soil conditioner (penyegar).

Atas temuan dan niat baiknya membantu petani lewat berkah muharam (pupuk ekstrak kompos) tersebut Jaja Sukmana terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 Lomba Inovasi PPL ASN se tanah air.

Penghargaan untuk Jaja tersebut diserahkan oleh Wamentan Sudaryono pada upacara bendera HUT ke 79 Kemerdekaan RI di lapangan Kementan RI di Jl Harsono RM Ragunan Jaksel, Sabtu (17/8/2024) lalu.

Editor : Asep Juhariyono

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network