Berkah Muharam, Jaja Sukmana Terpilih Jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi

Andri M Dani
Berkah Muharam, Jaja Sukmana terpilih jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi. Foto: Istimewa

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Dari deretan para penerima penghargaan dalam rangkaian HUT ke 79 Kemerdekaan RI di Lapangan Kementerian Pertanian di Jl Harsono RM Ragunan Jakarta, Sabtu (17/8/2024) lalu salah seorang diantaranya adalah Jaja Sukmana (44).

Warga Dusun Cibayawak RT 04 RW 01 Desa Sidamulih Pamarican Ciamis tersebut terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 Lomba Inovatif PPL ASN se tanah air.

Sehari-harinya bapak 2 anak tersebut memang berprofesi sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL) sejak tahun 2008 lalu. Semula bertugas di Banjaranyar dengan status PPL THL TBPP Kementan. Kemudian pindah ke Pamarican dan sejak tahun 2021 lalu sudah berstatus sebagai ASN P3K di BPP Pamarican.

Selain berprofesi sebagai PPL, Jaja ternyata juga seorang petani di kampung halamannya di Cibayawak Sidamulih dengan sawah garapan seluas 200 bata.

Sebagai petani, Jaja bergabung dengan Gapoktan Mekarharapan bersama 100 orang petani lainnya yang tersebar di 4 dusun di Desa Sidamulih. Meliputi Dusun Cibayawak, Legok Menol, Malabar dan Dusun Karanganyar.

Sebagai petani sekaligus PPL, Jaja sering menerima curhat dan keluhan dari rekan-rekannya sesama petani.

Terutama keluhan soal lahan sawah yang semakin tidak subur dengan hasil panen terus merosot. Padahal rutin ditaburi pupuk kimia anorganik. Meski pupuk kimia yang bersubsidi sulit didapat petani tetap nekat menggunakan pupuk kimia anorganik untuk sawah-sawah mereka.

Berangkat dari berbagai keluhan tersebut Jaja Sukmana termotivasi untuk mencari solusi.

"Terutama untuk meningkatkan kesuburan tanah. Targetnya sudah jelas yakni guna mendapatkan hasil panen yang lebih baik," tutur Jaja Sukmana kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (20/8/2024).

Dengan latar belakang akademis ilmu tanah yang dimilikinya, Jaja sejak tahun 2012 lalu mencoba berbagai inovasi. Sawah seluas 200 bata (1 bata = 14 meter persegi) menjadi ladang percobaan bagi Jaja dengan berbagai inovasinya untuk menyuburkan tanah sawah.

Sehingga lahirlah produk pupuk alami dari ekstrak kompos yang disebut "Muharam". Muharam ini merupakan singkatan dari mutiara hitam suburkan alam.

Jaja membuat ekstrak dari kompos (mutiara hitam) menjadi pupuk cair maupun pupuk padat (ampas).

Bagi petani membuat kompos bukanlah hal yang sulit dan hemat biaya. Namun kadang menggunakan kompos atau pupuk organik padat untuk tanaman padi di sawah kurang praktis.

Makanya kemudian Jaja mencoba memfermentasi kompos untuk menghasil ekstrak yang diberi nama Muharam tersebut.

Ekstrak kompos temuan Jaja itu mudah dan murah untuk diaplikasikan di lapangan.

Jaja dan rekan-rekanya sesama petani yang tergabung dalam Gapoktan Mekarharapan Sidamulih sudah terbiasa menggunakan pupuk ekstrak kompos "Muharam" dengan sawah garapan seluas 100 hektar.

Menurut Jaja untuk mendapatkan ekstrak kompos tidaklah sulit. kompos yang sudah banyak dikenal dan bisa diproduksi sendiri dengan sejumlah bahan pencampur diekstrak atau difermentasi selama 21 hari.

Setelah masa 21 hari tersebut kemudian dihasilkan ekstrak kompos berupa pupuk cair yang disebut muharam dan ampasnya.

Pupuk cair ekstrak kompos tersebut lah yang digunakan untuk memupuk tanaman padi di sawah. Sebagai pengganti pupuk kimia anorganik maupun pupuk organik padat (pupuk organik).

"Untuk satu hektar sawah hanya dibutuhkan 10 kg sampai 25 kg ekstrak kompos," jelasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network