Fitnah Besar di Akhir Zaman, Apakah Yajuj dan Majuj Lebih Berbahaya dari Dajjal?

Rusman Hidayat Siregar/Eni Pepin Lusiani
Dajjal dan Yajuj Majuj adalah dua makhluk yang menjadi fitnah besar bagi umat manusia di akhir zaman. Foto Ilustrasi/Ist

JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id - Dajjal dan Yajuj Majuj adalah tanda-tanda besar dari hari kiamat. Dua makhluk itu yang menjadi fitnah (ujian) besar bagi umat manusia di akhir zaman. Mereka diyakini akan muncul di akhir zaman dan menimbulkan kerusakan besar di muka bumi. Apakah benar Yajuj dan Majuj lebih berbahaya dari pada Dajjal? Berikut ulasannya.

Kata Dajjal (ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ) memang tidak disebut dalam Al-Qur'an. Sedangkan Yajuj dan Majuj (يأجوج ومأجوج) namanya diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96. Dajjal dan Yajuj Majuj diyakini merupakan golongan manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam. Hanya saja, kedua makhluk ini diberi kelebihan oleh Allah sesuai sifat dan karakteristiknya masing-masing.

Dajjal dan Yajuj wa Majuj merupakan dua sebutan untuk menamakan suatu bangsa atau golongan manusia. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan terkait agama dan kebenaran, sementara sebutan Yajuj wa Majuj karena mereka memiliki kekuasaan politik dan punya sifat barbar sehingga disebut sebagai bangsa perusak di akhir zaman.

Meskipun Dajjal akan mati terbunuh oleh Isa bin Maryam (Nabi Isa 'alaihissalam), Yajuj dan Majuj diyakini begitu kuat hingga umat Muslim yang menyertai Nabi Isa di akhir zaman akan diperintahkan oleh Allah untuk mengungsi ke bukit-bukit dan tempat yang tinggi guna menghindari mereka.

Bangsa Yajuj dan Majuj ini baru binasa setelah Nabi Isa berdoa kepada Allah untuk memusnahkan mereka. Dalam Hadis Nabi, Yajuj dan Majuj diyakini sebagai bangsa yang sangat kuat dan tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya. Beruntungnya, saat ini, mereka masih terkurung oleh dinding (tembok) besi yang dibangun Dzulqarnain sebagaimana disebut dalam Surat Al-Kahfi. Jika dinding Yakjuj dan Makjuj ini dibukakan, maka mereka akan turun dan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru bumi. Hanya Allah yang berkuasa dan mengetahui kapan dinding itu terbuka. Wallahu A'lam.

Yajuj dan Majuj

Menurut sejarawan Timur Tengah, Dr. asy-Syafi' al-Mahi Ahmad, dalam buku "Yajuj dan Majuj" menyebutkan bahwa bangsa perusak ini telah dikenal hampir di semua peradaban dunia kuno dengan nama yang berbeda-beda.

Yajuj dan Majuj diyakini sebagai salah satu keturunan Nabi Nuh, dan karakteristik serta tindakan kejam mereka telah dianggap sebagai sisi gelap dunia. Mereka dan anak cucunya dikatakan sangat kejam tak berperikemanusiaan, merusak, menghancurkan, membunuh, dan meluluh-lantakkan banyak peradaban manusia dari era kuno hingga Abad Pertengahan. Berbagai peradaban dari Yunani, Eropa, Persia, Timur Tengah, Asia Kecil, China, hingga Mesir, telah mengalami kehancuran akibat ulah mereka.

Al-Qur'an mengabadikan Yajuj dan Majuj sebagaimana firman-Nya:

قَالُوۡا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِنَّ يَاۡجُوۡجَ وَمَاۡجُوۡجَ مُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلٰٓى اَنۡ تَجۡعَلَ بَيۡنَـنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّا‏

Artinya: "Mereka berkata, "Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS. Al-Kahfi Ayat 94)

Yajuj dan Majuj ini begitu dahsyatnya, sehingga ketika mereka keluar dari tembok penjaranya, mereka akan menghisap air Danau Tiberias di Syam hingga habis. Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Rasulullah, Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh, sementara kalian senantiasa memerangi musuh, hingga datang Yajuj dan Majuj; Bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang. Mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.'' (HR Ahmad)

Dalam kamus Lisanul-'Arab, kata Yajuj dan Majuj sendiri berasal dari kata Ajja atau Ajij dalam wazan Yaf'ul. Kata "Ajja" memiliki makna "nyala api" dan "asra'a" yang berarti "berjalan cepat". Dengan demikian, makna dari Yajuj dan Majuj dapat diibaratkan sebagai "api menyala" dan "air bergelombang" karena gerakannya yang hebat.

Ada satu kisah menarik diceritakan dalam Syarah Sullam At-Taufik karya Imam Nawawi Al-Bantani. Rasulullah pernah berpapasan dengan kaum perusak ini. Mereka disebut dengan nama Yajuj dan Majuj karena jumlah dan kekuatan mereka yang begitu hebat. Mereka memakan rumput, pohon, kayu bakar, dan manusia (kanibal). Meski demikian, Yajuj dan Majuj tidak dapat memasuki tiga kota suci yaitu Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis.

Editor : Asep Juhariyono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network