Judi Online Bikin Mental Terganggu, Ratusan Korban Dirawat di Ponpes Nurul Firdaus Ciamis

Andri M Dani
Judi online bikin mental terganggu, ratusan korban dirawat di Ponpes Nurul Firdaus Ciamis. Foto: Ilustrasi/Freepik

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Selama tahun 2023 ini lebih dari seratus orang korban judi online yang menjalani perawatan di Ponpes Nurul Firdaus.

Rata-rata tiap bulan ada 6 sampai 10 korban judi online dirawat di ponpes yang berlokasi di Dusun Panoongan Desa Kertaraharja Panumbangan Ciamis tersebut.

Mereka menjalani terapi penyembuhan dengan kisaran waktu antara 4 hingga 7 bulan tergantung tingkat depresi yang dialami.

Pada pertengahan bulan November ini ada 25 orang korban judi online  yang sedang menjadi perawatan di Ponpes Nurul Firdaus.

“Judi online sudah menjadi bahaya laten. Banyak korban yang mengalami gangguan kejiwaan, depresi hingga stress. Keluarga berantakan, ekonomi hancur, hilang pekerjaan, berurusan dengan perbuatan kriminal, penipuan, utang sana sini,” ujar pendiri sekaligus  pimpinan Pondok Pesantren Nurul Firdaus , Ustadz Dr H Gumilar kepada iNewsCiamisRaya.id, Minggu (12/11/2023).

Selama tahun 2023 ini menurut Ustadz Gumilar ada sekitar 100 orang lebih korban judi online di Ponpes Nurul Firdaus. Paling banyak akibat judi slot.

“Sekarang ada 25 orang korban judi online yang sedang menjalani terapi holistik di pondok (Ponpes Nurul Firdaus). Terbanyak korban judi slot,”jelasnya.

Dari 25 orang korban judi online yang menjalani perawatan di Ponpes Nurul Firdaus tersebut berasal dari berbagai daerah. Dua orang diantaranya adalah perempuan, masing-masing seorang dari Batam dan Makassar.

Korban judi online (cyber drug) ini berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan bawah, menengah maupun atas. Rata-rata usia 19 tahun sampai 58 tahun.

Menurut Dr H Gumilar, tak sedikit pula korban judi online dari kalangan mahasiswa, sehingga terpaksa DO dari kampus. Kuliah berantakan, uang SPP, bekal kuliah termasuk uang kos yang dipakai untuk judi online. Tak sedikit ada yang sampai terjerat pinjol, untuk dipakai judi online.

Dari banyaknya korban judi online, hanya sekitar 10% yang menjalani perawatan atau terapi. Kebanyakan terpaksa menggelandang akibat mengalami gangguan kejiwaan berat, depressi tingkat tinggi. Pihak keluarga sudah tidak punya biaya untuk membiayai perawatan korban.

“Tak hanya korban, pihak keluarga korban juga ikut depresi. Apakah itu orang tua, ibu bapak, istri, maupun anak-anak. Rumah, harta benda ludes terjual untuk dipakai judi,” jelasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network