JAKARTA, iNewsCiamisRaya.id – Pada bulan Muharam Allah Taala mengusir Adam dari surga, kemudian menurunkannya ke bumi. Hal itu terjadi akibat Adam memakan biji-bijian surga yang terlarang. Adam dan Hawa diturunkan ke bumi secara terpisah.
Atas apa yang telah dilakukannya, Nabi Adam tak pernah putus asa selalu memohon ampunan. Hingga pada suatu hari, akhirnya Allah SWT menerima tobatnya bertepatan dengan bulan Muharram.
Allah berfirman:
“Maka, Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu dia kembali pada-Nya. Sungguh Allah maha menerima tobat lagi Maha Penyayang.” ( QS Al-Baqarah : 37)
Dalam tafsirnya, Imam Jalaluddin as-Suyuthi menyatakan sepakat bahwa yang dimaksud adalah kalimat doa dalam surat al-A’raf ayat 23 yang berbunyi: rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal khasiriin (“wahai Tuhan, kami telah menzalimi diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, maka sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi”).
Nabi Adam, 40 tahun lamanya sejak terusir dari surga dan tinggal di bumi tidak pernah makan. Ia tidak paham apa yang harus dimakan. Selain itu Nabi Adam juga dalam keadaan telanjang. Hingga akhirnya malaikat Jibril memberi kain woll hasil tenunan Hawa, yang kala itu, belum berjumpa dengan Adam. Adam dan Hawa terpisah selama 500 tahun.
Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, seorang sejarawan Mesir dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengatakan saat turun ke bumi Adam dan Hawa dalam kondisi telanjang.
Hawa diturunkan di dekat pantai laut asin di Jeddah . Sedangkan Adam di daratan India . Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian; sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” ( QS Al-A’raaf : 24).
Setelah matahari terbit menunjukkan siang, Adam melihat matahari berputar di atas ufuk. Dia merasa kagum atasnya. Ketika matahari mulai meninggi, sinarnya membakar Adam karena dia telanjang dan tidak berpenutup kepala.
Jibril menghampirinya dan Adam mengadukan hal itu kepadanya. Maka, Jibril mengusap-usap kepala Adam dengan tangannya; maka tingginya berkurang kira-kira 35 siku.
Qatadah mengatakan, “Apabila Adam merasakan haus, dia minum dari air yang ada di awan.”
Diriwayatkan bahwa ketika rambut Adam mulai tumbuh di kepalanya dan kuku-kukunya mulai memanjang, Jibril datang kepadanya seraya memotong rambut dan kukunya, kemudian rambut dan kukunya dikubur di dalam tanah.
Dari timbunan tersebut, Allah menumbuhkan kurma. Oleh karena itu, dikatakan, “Muliakanlah paman-pamanmu, kurma.”
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Adam tinggal di bumi selama 300 tahun dalam keadaan belum pernah mengangkat kepalanya ke langit karena malu kepada Allah. Dia terus-menerus menangis selama 200 tahun. Dari air matanya, tumbuh menjadi rerumputan dan menjadi minuman burung-burung dan binatang-binatang liar.
Kemudian Adam mengadu kepada Jibril tentang persoalan telanjang dan panasnya matahari. Lalu Jibril pergi menemui Hawa dengan membawa kibas dari surga. Dia potong bulunya, kemudian dia serahkan bulu tersebut kepada Hawa.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait