BANJAR, iNewsCiamisRaya.id - Sebanyak 30 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kota Banjar dilatih menjadi barista atau pramukopi, Senin (20/2/2023).
Pelatihan barista ini diinisiasi oleh Lapas Kelas IIB Kota Banjar bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banjar.
Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal ilmu bagi warga binaan ketika bebas bisa membuka usaha secara mandiri, produktif dan hidup lebih baik.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Kota Banjar, Muhammad Maulana mengatakan, kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara berkelanjutan kepada warga binaan yang dalam waktu dekat akan bebas.
Dengan pelatihan kerja ini diharapkan menjadi potensi mata pencaharian saat kembali ke masyarakat seusai menjalani hukuman.
“Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022, Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan tempat atau proses pembinaan untuk memperbaiki hubungan kehidupan dan menghidupkan, agar warga binaan tidak mengulangi tindak pidana dan kembali ke masyarakat lebih baik, hidup mandiri, dan produktif," kata Maulana.
Menurutnya, pelatihan tersebut dilaksanakan selama 3 Minggu dengan harapan dapat memberikan keahlian kepada warga binaan.
"Mudah-mudahan pelatihan ini menjadi bekal yang menjadikan mata pencaharian mereka ketika kembali ke masyarakat dan tidak kembali melakukan tindak pidana lainnya," ujarnya.
Sementara itu, mentor pelatihan barista, Rahmat Nugraha mengatakan, warga binaan diajarkan bagaimana membuat minuman dari kopi mulai dari cara menyajikan berbagai kopi manual brew, mengoperasikan alat menyeduh kopi, serta melayani para konsumen kopi.
"Untuk menu yang diajarkan ini cukup banyak mulai dari espresso based kaya americano long black, cappucino, caramel late, es kopi susu gula aren, dan menu-menu lainnya seperti di kedai kopi pada umumnya," kata Rahmat.
Menurutnya, pelatihan kali ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Pasalnya, pelatihan diberikan kepada warga binaan lapas dan menjadi pengalaman pertamanya.
“Tentu ini luar biasa, para warga binaan sangat antusias karena temen-temen warga binaan ini pada seneng dengan kopi. Jadi setiap setelah praktek mereka langsung mencicipinya," tururnya.
Rahmat menambahkan, dengan pelatihan tersebut, para warga binaan dapat terarahkan sampai handal menjadi seorang barista bahkan menjadi pengusaha kedai kopi sekalipun.
“Alhamdulillah, dalam pelatihan ini saya perhatikan mereka sudah berpikir kedepannya mau ngapain. Yang kita tuju di sini bukan hanya sekadar mengoperasikan alat dan menyeduhnya saja, tetapi juga berpikir bagaimana membuka usaha hingga membuat menu baru. Jadi mereka benar-benar diberikan pemahaman berbagai jenis kopi dan manajemennya," pungkas Rahmat.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait