Selama 4 Bulan Terakhir 279 Warga Ciamis Terjangkit DBD, Seorang meninggal Dunia

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id - Di tengah cuaca ekstreem yang sering melanda Ciamis akhir-akhir ini, ternyata penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga Ciamis.
Selama empat bulan terakhir tahun 2025 ini, mulai Januari sampai tanggal 20/4/2025, Dinas Kesehatan Ciamis mencatat sebanyak 279 orang warga Ciamis terpaksa dirawat di rumah sakit, puskesmas maupun klinik karena terjangkit DBD. Dan seorang meninggal dunia.
Korban meninggal akibat DBD tersebut anak remaja laki-laki dari kelompok umur 5 - 14 tahun. Kejadiannya bulan Februari lalu.
Menurut Kabid Penanganan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H Edis Herdis, Kamis (24/4/2024) dari total 279 kasus DBD di 4 bulan terakhir tersebut terjadi pada bulan Januari (103 kasus), Februari (86 kasus, seorang meninggal), Maret (67 kasus) dan April (23 kasus). Dengan rincian 131 orang laki-laki dan 148 perempuan.
Bila dibagi atas kelompok umur ternyata ada 4 bayi yang terjangkit DBD. Atau dengan rincian dari 279 kasus DBD yang terjadi selama 4 bulan tersebut 4 kasus menimpa anak bayi usia di bawah 1 tahun, berikut anak balita usia 1 sampai 4 tahun (18 kasus), anak remaja usia 5 sampai 14 tahun (47 kasus, seorang meninggal), terbanyak dari kelompok usia 15 - 44 tahun (131 kasus) dan kelompok usia di atas 44 tahun (79 kasus).
Dari 279 kasus DBD tersebut terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Ciamis Kota (56 kasus), Berikut di wilayah kerja Puskesmas Sadananya (19 kasus), Handapherang (18 kasus), Imbanagara (18), Cijeungjing (17), Cikoneng (15), Lumbung (15), Kawali (13), Kawali Mukti (13) dan Puskesmas Cipaku (12 kasus).
Selain itu selama tahun 2025 ini menurut Edis juga ditemukan 1 kasus penyakit malaria. Yang menimpa warga Panumbangan pada bulan Januari lalu. Warga yang terjangkit malaria tersebut baru pulang dari Papua.
Langkah upaya yang perlu dilakukan warga untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD maupun malaria yakni melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara masiv, konsisten dan berkelanjutan.
Mengecek keberadaan jentik nyamuk di lingkungan rumah, kantor, sekolah, tempat ibadah, tempat kerja, tempat usaha masing-masing.
Editor : Asep Juhariyono