get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Mang Endu, Petani Sukses Swasembada Pangan Tak Tergantung Pupuk Bersubsidi, Semua Bahan Alami

Inovasi Mang Asep Bengkel, Petani Sukses Hasilkan Bulir Padi Glowing karena susu dan suplemen

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:47 WIB
header img
Mang Asep Bengkel. Petani asal Pasir Angin Kertasari Ciamis ini sudah tiga musim tanam  (MT) hijrah dari cara bercocok konvensional  yang serba ketergantungan pada pupuk dan obat-obatan kimia. Foto: CiamisRaya.iNews.id/Andri M Dani

CIAMIS, CiamisRaya.iNews.id - Ketika pemerintah terus meluncurkan berbagai program untuk mencapai target program swasembada pangan.

Petani pun tak kenal lelah selalu berinovasi dan berkreasi di lahan sawah maupun kebun mereka. Guna meningkatkan hasil produksi dan kualitas panen.

Seperti yang dilakukan Mang Asep Bengkel. Petani asal Pasir Angin Kertasari Ciamis ini sudah tiga musim tanam  (MT) hijrah dari cara bercocok konvensional  yang serba ketergantungan pada pupuk dan obat-obatan kimia. 

Beralih ke pola pertanian yang ramah lingkungan, menggunakan pupuk dan obat-obatan berbahan baku alami. Bercocok tanam secara organik.

Mang Asep tak sendirian. Di hamparan sawah yang digarapnya di Blok Irigasi Bolenglang Kertasari Ciamis,  juga ada Mang Endu Herdiat yang juga sudah lebih dulu menerapkan pola pertanian organik ramah lingkungan.

Sewaktu ditemui di sawahnya di sisi saluran irigasi Cikumetir Bolenglang Ciamis, Selasa (18/2/2025) pagi, Mang Asep tengah menyemprot tanaman padinya yang sudah terbit malai (bulir-bulir padi).

Lagi ada serangan hama dan penyakit? Ternyata tidak. Suami dari ibu Fatonah pagi tersebut sedang menyemprotan cairan dari ramuan khusus untuk merasang bulir padi tumbuh bernas, cepat matang dan warna bulirnya kuning cerah tidak kusam.

"Pertumbuhan bulirnya lebih cepat dan maksimal, kurangi hampa. Warna gabah bulir padinya cerah menguning," tutur Mang Asep.

Mang Asep menggunakan ramuan khusus untuk merangsang pertumbuhan malai bulir padi jadi kinclong tersebut dengan bahan sederhana. berupa susu kental saset dan minuman suplement semisal extra jos. 

Bisa juga menggunakan susu bubuk, susu bekas maupun susu sudah kadaluarsa. Serta dioplos sedikit dengan gandasil untuk menggandakan hasil. Bahan sederhana tersebut kemudian diencerkan dengan air. 

Untuk 1 tangki handspayer berkapasitas 15 liter dibutuhkan 2 saset susu kental manis dan 1 saset extra jos. Cukup dengan modal Rp 5.000 per handsprayer. Untuk tanaman padi seluas 100 bata (1.400 meter persegi) dibutuhkan 2 tangki handspayer (30 liter). 

Kandungan kalium dan phospat dari ramuan khusus diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan malai jadi bulir padi yang berkualitas. Tumbuh maksimal, tidak hampa, bulir bernas, warga cerah menguning. Dan mempercepat proses pematangan bulir sehingga bisa mempercepat panen.

Di atas lahan sawahnya seluas 300 bata (4.200 meter persegi) tersebut Mang Asep menanam padi  lvarietas IR 64 dengan sistem tanam jarwo (jajaran legowo) yang kini tumbuh subur dan sudah terbit malai.

Setelah bercocok tanam secara organik ramah lingkungan menurut mang Asep rata-rata hasil panen padi dari sawah seluas 300 bata tersebut sekitar 2,4 ton gabah tiap musim tanam.
 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut