get app
inews
Aa Read Next : PON XXI Aceh-Sumut, 2 Atlet Petanque asal Ciamis Persembahkan Medali Emas untuk Kontingen Jabar

Berkah Muharam, Jaja Sukmana Terpilih Jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi

Rabu, 21 Agustus 2024 | 13:06 WIB
header img
Berkah Muharam, Jaja Sukmana terpilih jadi PPL Teladan Nasional Juara 1 Inovasi. Foto: Istimewa

CIAMIS, iNewsCiamisRaya.id – Dari deretan para penerima penghargaan dalam rangkaian HUT ke 79 Kemerdekaan RI di Lapangan Kementerian Pertanian di Jl Harsono RM Ragunan Jakarta, Sabtu (17/8/2024) lalu salah seorang diantaranya adalah Jaja Sukmana (44).

Warga Dusun Cibayawak RT 04 RW 01 Desa Sidamulih Pamarican Ciamis tersebut terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 Lomba Inovatif PPL ASN se tanah air.

Sehari-harinya bapak 2 anak tersebut memang berprofesi sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL) sejak tahun 2008 lalu. Semula bertugas di Banjaranyar dengan status PPL THL TBPP Kementan. Kemudian pindah ke Pamarican dan sejak tahun 2021 lalu sudah berstatus sebagai ASN P3K di BPP Pamarican.

Selain berprofesi sebagai PPL, Jaja ternyata juga seorang petani di kampung halamannya di Cibayawak Sidamulih dengan sawah garapan seluas 200 bata.

Sebagai petani, Jaja bergabung dengan Gapoktan Mekarharapan bersama 100 orang petani lainnya yang tersebar di 4 dusun di Desa Sidamulih. Meliputi Dusun Cibayawak, Legok Menol, Malabar dan Dusun Karanganyar.

Sebagai petani sekaligus PPL, Jaja sering menerima curhat dan keluhan dari rekan-rekannya sesama petani.

Terutama keluhan soal lahan sawah yang semakin tidak subur dengan hasil panen terus merosot. Padahal rutin ditaburi pupuk kimia anorganik. Meski pupuk kimia yang bersubsidi sulit didapat petani tetap nekat menggunakan pupuk kimia anorganik untuk sawah-sawah mereka.

Berangkat dari berbagai keluhan tersebut Jaja Sukmana termotivasi untuk mencari solusi.

"Terutama untuk meningkatkan kesuburan tanah. Targetnya sudah jelas yakni guna mendapatkan hasil panen yang lebih baik," tutur Jaja Sukmana kepada iNewsCiamisRaya.id, Selasa (20/8/2024).

Dengan latar belakang akademis ilmu tanah yang dimilikinya, Jaja sejak tahun 2012 lalu mencoba berbagai inovasi. Sawah seluas 200 bata (1 bata = 14 meter persegi) menjadi ladang percobaan bagi Jaja dengan berbagai inovasinya untuk menyuburkan tanah sawah.

Sehingga lahirlah produk pupuk alami dari ekstrak kompos yang disebut "Muharam". Muharam ini merupakan singkatan dari mutiara hitam suburkan alam.

Jaja membuat ekstrak dari kompos (mutiara hitam) menjadi pupuk cair maupun pupuk padat (ampas).

Bagi petani membuat kompos bukanlah hal yang sulit dan hemat biaya. Namun kadang menggunakan kompos atau pupuk organik padat untuk tanaman padi di sawah kurang praktis.

Makanya kemudian Jaja mencoba memfermentasi kompos untuk menghasil ekstrak yang diberi nama Muharam tersebut.

Ekstrak kompos temuan Jaja itu mudah dan murah untuk diaplikasikan di lapangan.

Jaja dan rekan-rekanya sesama petani yang tergabung dalam Gapoktan Mekarharapan Sidamulih sudah terbiasa menggunakan pupuk ekstrak kompos "Muharam" dengan sawah garapan seluas 100 hektar.

Menurut Jaja untuk mendapatkan ekstrak kompos tidaklah sulit. kompos yang sudah banyak dikenal dan bisa diproduksi sendiri dengan sejumlah bahan pencampur diekstrak atau difermentasi selama 21 hari.

Setelah masa 21 hari tersebut kemudian dihasilkan ekstrak kompos berupa pupuk cair yang disebut muharam dan ampasnya.

Pupuk cair ekstrak kompos tersebut lah yang digunakan untuk memupuk tanaman padi di sawah. Sebagai pengganti pupuk kimia anorganik maupun pupuk organik padat (pupuk organik).

"Untuk satu hektar sawah hanya dibutuhkan 10 kg sampai 25 kg ekstrak kompos," jelasnya.

Guna menghasilkan 10 kg muharam (ekstrak kompos) menurut Jaja hanya membutuhkan biaya Rp100.000.

Bandingkan dengan biaya produksi sawah bila menggunakan pupuk kimia anorganik. Tiap hektar sawah butuh 300 kg hingga 400 kg/ha berupa urea dan NPK. Dengan harga pupuk subsidi Rp2.250 per kg.

Bila menggunakan kompos atau kotoran hewan (kohe) atau pupuk kandang dibutuhkan 5 sampai 10 ton pupuk kandang per hektar sawah. Dengan harga pupuk kandang Rp500 sampai Rp1.200 per kg.

Sementara bila menggunakan muharam (ekstrak kompos) hanya dibutuhkan 15 kg sampai 25 kg ekstrak kompos per hektar sawah. Untuk memproduksi  ekstrak kompos hanya dibutuhkan biaya Rp100.000 per kg ekstrak kompos.

"Penggunaan ekstrak kompos lebih efisien dan jauh lebih murah dibanding menggunakan pupuk kimia anorganik maupun pupuk kandang (organik)" ungkap Jaja.

Selain jauh lebih murah biayanya, penerapan pupuk ekstrak kompos tersebut jauh lebih mudah. Target untuk meningkat kesuburan tanah terbukti berbanding lurus dengan hasil panen.

"Menggunakan pupuk ekstrak kompos panen rata-rata bisa mencapai 6 ton sampai 9 ton per hektar dengan biaya lebih murah. Bandingkan dengan menggunakan pupuk kimia anorganik  hanya kisaran 5,5 ton per hektar dengan biaya produksi lebih tinggi," ujar Jaja.

Selama bertahun-tahun percobaan penggunaan pupuk ekstrak kompos muharam tersebut menurut Jaja tidak menggantikan pupuk kimia sekaligus tetapi dikurangi secara bertahap setiap musim tanam. Sampai akhirnya murni 100 persen menggunakan pupuk ekstrak kompos.

Penggunaan pupuk ekstrak kompos secara masif dan berkelanjutan jelas berwawasan lingkungan hidup dengan hasil panen berkualitas dan tanah semakin subur.

Ternyata Jaja tidak hanya menggunakan ekstrak kompos untuk tanaman padi sawahnya saja. Tetapi juga untuk budidaya udang galah di kolamnya.

"Saya pilih budidaya udang galah karena harga udang galah lebih mahal dibanding harga ikan air tawar lainnya," katanya.

Meski Jaja dibantu Bappeda Ciamis telah mendaftarkan hak cipta temuannya tentang pupuk ekstrak kompos muharam tersebut tahun 2022 lalu, namun ia belum berniat memproduksi pupuk ekstrak kompos secara komersial.

"Pupuknya belum dijual secara komersial, diproduksi hanya sebatas untuk kebutuhan sendiri. Sementara untuk petani di kelompok saya suka berbagi ilmu. Termasuk cara membuat pupuk ekstrak kompos," pungkas Jaja.

Jaja mengaku inovasi pupuk ekstrak kompos tersebut adalah untuk membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia anorganik. Terlebih ketika pupuk bersubsidi sulit didapat.

Juga membantu petani untuk meningkatkan kembali kesuburan tanahnya. Pupuk ekstrak kompos tak hanya mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga berfungsi sebagai soil conditioner (penyegar).

Atas temuan dan niat baiknya membantu petani lewat berkah muharam (pupuk ekstrak kompos) tersebut Jaja Sukmana terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 Lomba Inovasi PPL ASN se tanah air.

Penghargaan untuk Jaja tersebut diserahkan oleh Wamentan Sudaryono pada upacara bendera HUT ke 79 Kemerdekaan RI di lapangan Kementan RI di Jl Harsono RM Ragunan Jaksel, Sabtu (17/8/2024) lalu.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut